Wednesday, September 30, 2015

Waspada Penipuan Media Sosial!


Para Pembaca mungkin sudah mendengar beberapa berita di media cetak maupun media elektronik tentang kasus penipuan melalui media sosial. Salah satu contoh yang terkini adalah kasus yang melibatkan seorang kepala sekolah dari Ungaran yang tertipu sampai 800 juta Rupiah. Kasus ini ditangani dan berhasil diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dimana saat ini saya bertindak selaku Direktur dari Direktorat tersebut.

Kasus ini berawal dari laporan korban atas nama SM yang melaporkan bahwa dirinya mengalami penipuan finansial oleh seseorang yang mengaku Jenderal dari Amerika Serikat yang berdinas di Suriah.


Berdasarkan penjelasan yang dilaporkan kepada kami, SM mendapatkan sebuah permintaan pertemanan melalui akun media sosialnya, Facebook. Permintaan pertemanan tersebut dari sebuah akun bernama Hwande Paul yang di dalam profilnya menggunakan foto seorang pria kulit putih. Ia menjelaskan bahwa dirinya merupakan seorang Jenderal Amerika Serikat yang sedang berdinas dibawah bendera PBB di Suriah.

Dengan profil yang terlihat meyakinkan pelapor SM menerima permintaan pertemanan tersebut dan sering mengobrol dengan pemilik akun Hwande Paul tersebut. Setelah beberapa lama, pemilik akun tersebut mulai menjelaskan bahwa dirinya ingin mencairkan sejumlah dana milik PBB dan memerlukan bantuan dari pelapor. Bantuan yang dibutuhkan berupa dana yang nantinya akan digunakan untuk menghapus segel milik PBB pada uang yang akan dicairkan. Nantinya, pelapor dijanjikan akan mendapatkan bagian dari uang tersebut.

Uang dollar dan stempel PBB palsu yang digunakan tersangka 

Karena curiga, pelapor meminta untuk bertemu langsung. Permintaan tersebut dikabulkan dan pertemuan diatur di salah satu apartemen di Jakarta. Di hari yang dijanjikan pelapor tidak bertemu langsung dengan Jenderal Hwande Paul sebagaimana profil facebook yang ia kenali, melainkan dengan seseorang yang mengaku tangan kanan sang Jenderal bernama Gabriel dan seorang lagi bernama Mr. Jackson. Di apartemen tersebut pelapor ditunjukkan sejumlah uang dollar di dalam sebuah peti. Gabriel mengambil beberapa lembar dollar tersebut dan menunjukkan langsung pada pelapor, ia juga mempraktekkan bagaimana caranya menghapus stempel PBB tersebut dengan cairan khusus yang ia katakan membutuhkan dana untuk mendapatkannya. Ditunjukkan hal seperti itu, SM merasa percaya dan kemudian mengirimkan uang sampai sebesar 800 Juta Rupiah.

Akan tetapi setelah uang tersebut di transfer tidak ada kabar lagi dari akun Hwande Paul maupun orang yang mengaku Gabriel. Pada kondisi inilah pelapor datang ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan kejahatan yang terjadi pada dirinya. Pelapor mengatakan sampai terjerat hutang kepada rentenir dengan menggadaikan kos-kosan yang dimilikinya dan suaminya yang merupakan seorang pensiunan TNI.

Berdasarkan laporan tersebut dan disertai kerjasama dari pelapor, Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil melakukan penangkapan terhadap para tersangka yang ternyata berjumlah tiga orang. Ketiga orang tersebut merupakan warga negara asing (WNA), dua orang dari Nigeria dan satu orang dari New Zealand.

Kami berhasil mengungkap bahwa akun Hwande Paul rupanya dikelola oleh Gabriel alias OK. Seorang lainnya mengaku bernama Mr. Jackson alias DR, keduanya WN Nigeria. WN New Zealand sendiri tertangkap kemudian berinisial CE. Berdasarkan hasil pemeriksaan terungkap bahwa uang dollar yang berada di dalam peti hanya beberapa lembar saja. Selebihnya adalah kertas-kertas biasa yang dipotong seolah-olah terlihat ada banyak tumpukan uang dollar di dalamnya. Cairan yang digunakan pun hanya cairan biasa dimana stempel PBB pada uang dollar merupakan stempel biasa.
Salah satu tersangka dan barang bukti
sebagaimana kasus di atas, maka berhati-hatilah.

Kami mendeteksi bahwa para pelaku ini merupakan bagian dari jejaring yang lebih luas. Fakta bahwa terdapat tiga orang berbeda warga negara beroperasi di negara ketiga yang bukan negara mereka menjadi salah satu kecurigaan kami. Selain itu pelaku berulang kali menjelaskan bahwa dirinya bekerja sendiri dan uangnya untuk keluarganya. Sebuah hal yang mencurigakan mengingat mereka datang ke Indonesia tentunya membutuhkan biaya hidup selama mencari korban.

Berdasarkan kasus ini, kami menduga bahwa bisa saja terdapat korban-korban yang lain di Indonesia akan tetapi tidak melaporkannya. Oleh karena itu, kami mendorong bagi mereka yang juga menjadi korban dengan modus yang serupa agar segera melaporkan ke pihak kepolisian yang terdekat dengan anda. Selain dapat membantu anda mendapatkan keadilan, pengungkapan kasus ini dapat mencegah jatuhnya korban-korban serupa seperti pelapor SM pada kasus ini.

Dalam kaitannya dengan kasus di atas, ada beberapa poin terkait modus penipuan ini yang saya rasa penting untuk saya sampaikan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Saya berharap pelajaran yang saya peroleh berdasarkan kasus di atas dapat membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas berkembangnya modus penipuan melalui media sosial ini.

Poin pertama adalah jangan mudah percaya dengan indentitas orang yang mengajak anda berinteraksi di media sosial. Tidak semua orang di media sosial menggunakan identitas asli mereka sendiri seperti nama atau foto yang asli. Ada beberapa kasus di Indonesia dan di negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat dimana seorang oknum penipu menggunakan nama dan foto sungguhan dari orang lain yang bukan dirinya untuk menipu. Beri perhatian lebih kepada mereka yang menggunakan identitas sebagai pejabat negara seperti anggota Polri, TNI, pejabat di kementerian dan lembaga tertentu, atau mengaku dari institusi lain. Kasus di atas contohnya, pelakunya menggunakan identitas seorang pejabat PBB dari Amerika Serikat. Pada intinya, jangan cepat menjadi akrab dan percaya dengan seseorang yang kita tidak pernah kenali di dunia nyata. Siapapun bisa mengakui dirinya dengan identitas apapun di dunia nyata, bahkan dengan upaya lebih bisa menipu ketika bertemu langsung sebagaimana kasus di atas, maka berhati-hatilah.

Poin kedua, apabila yang mengajak berinteraksi adalah orang yang kita kenal langsung selalu pastikan akun media sosial tersebut adalah asli melalui verifikasi langsung. Misalnya dengan menelpon yang bersangkutan secara langsung atau menghubungi orang terdekatnya seperti keluarga atau kolega. Lebih lagi jika interaksinya melibatkan transaksi finansial atau data pribadi. 


Poin kedua, apabila yang mengajak berinteraksi adalah orang yang kita kenal langsung selalu pastikan akun media sosial tersebut adalah asli melalui verifikasi langsung. Misalnya dengan menelpon yang bersangkutan secara langsung atau menghubungi orang terdekatnya seperti keluarga atau kolega. Lebih lagi jika interaksinya melibatkan transaksi finansial atau data pribadi. Selalu ada kemungkinan akun tersebut diretas (hacked) atau dipalsukan.

Poin ketiga, jangan mudah menyebarkan hal-hal pribadi tentang diri kita. Contoh dari hal-hal pribadi tersebut misalnya alamat, tempat tanggal lahir, nama orang tua, nomor telepon, dan sejenisnya. Menyebarkan hal-hal tersebut dengan mudah di media sosial atau dalam interaksi maya membuka resiko peretasan rekening finansial kita. Selain itu dapat juga membahayakan diri kita sendiri dan keluarga. Khusus untuk para pembaca wanita dan adik-adik yang masih dibawah umur, jangan mengizinkan orang lain mendapatkan foto-foto atau bentuk media lain tentang anda sekalian yang sifatnya sangat pribadi, terutama yang mengandung unsur melanggar norma agama dan norma sosial. Selain melanggar norma agama dan norma sosial, bentuk media tersebut dapat juga digunakan sebagai alat pemaksaan kehendak. Apabila ini terjadi, pastikan anda melapor untuk ditindaklanjuti.

Poin keempat, jangan mudah percaya dalam kaitannya dengan transaksi finansial. Berhati-hatilah dengan tawaran keuangan dari seseorang yang tidak kita ketahui di dunia nyata. Terlebih lagi ketika lawan bicara kita menghendaki kita berinvestasi, menjanjikan investasi, maupun meminta bantuan kita dalam hal finansial. Apabila yang menghubungi kita sudah kita kenal, kembali ke poin dua dan lakukan cross check sehingga kita yakin orang tersebut benar membutuhkan bantuan kita.

Empat poin diatas saya rasa dapat menjadi rujukan minimal untuk mencegah kita terjerat kejahatan melalui media sosial. Yang menjadi kunci dari poin-poin tersebut adalah media sosial merupakan sarana interaksi yang memungkinkan penggunanya menyembunyikan identitas aslinya dan menampilkan identitas yang lain. Kita harus waspada karena apabila kita terpengaruh dengan identitas palsu yang beredar di dunia maya maka terbuka peluang yang besar untuk kita terpapar dengan modus kejahatan ini. Pastikan untuk melaporkan segala bentuk modus kejahatan yang anda dengar atau alami sendiri sehingga kami selaku aparat penegak hukum mampu melindungi masyarakat secara maksimal dari modus kejahatan ini.

Semoga sharing saya kali ini dapat membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap pola-pola kejahatan seperti ini. Jangan ragu-ragu untuk melaporkan kepada kami apabila para pembaca sekalian menghadapi permasalahan yang sama.

Salam

6 comments:

  1. Two thumbs Pak..👍👍Thank you...Sukses berkarya. Salam 7601 Pokdar Kamtibmas Sub Sektor Pejagalan

    ReplyDelete
  2. Two thumbs Pak..👍👍Thank you...Sukses berkarya. Salam 7601 Pokdar Kamtibmas Sub Sektor Pejagalan

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas informasinya. Salut ada petugas yang aktif mengedukasi masyarakat melalui blog.

    ReplyDelete
  4. Well noted,Pak. Terima kasih untuk sharingnya..Insya Allah bermanfaat.

    ReplyDelete
  5. Pak krishna saya termasuk korban penipuan juga di medsos, saya melapor ke sini berharap pelaku dpt tertangkap, krn kemana lg saya meminta bantuan semua cara sdh saya lakukan spt lapor ke polres sudah, memblokir rek pelaku pun sudah, tp saya ingin pelaku tertangkap pak krn sdh bnyk korban. modus nya untuk melakukan aksi Si pelaku meyakinkan korban mempunyai pabrik cv. Jaya karpet menjual karpet karakter. Dia memalsukan KTP,SIUP,alamat & no telp yg bsa di hubgi. Bukti2 yg saya pegang sdh kuat pak.
    Saya sdh transfer uang dng nominal 3,750,000 ke bank mandiri dng no rek 1140011130807 a/n didik sasongko. Tp barang nya tak dikirim. Stelah itu lost contact..
    No telp pelaku 085215605472
    Nama akun fb pelaku Nur malah
    No pin bbm pelàku 5bda7123
    Saya sngat berharap pelaku dpt tertangkap pak. Trima kasih.

    ReplyDelete
  6. Pak krishna saya termasuk korban penipuan juga di medsos, saya melapor ke sini berharap pelaku dpt tertangkap, krn kemana lg saya meminta bantuan semua cara sdh saya lakukan spt lapor ke polres sudah, memblokir rek pelaku pun sudah, tp saya ingin pelaku tertangkap pak krn sdh bnyk korban. modus nya untuk melakukan aksi Si pelaku meyakinkan korban mempunyai pabrik cv. Jaya karpet menjual karpet karakter. Dia memalsukan KTP,SIUP,alamat & no telp yg bsa di hubgi. Bukti2 yg saya pegang sdh kuat pak.
    Saya sdh transfer uang dng nominal 3,750,000 ke bank mandiri dng no rek 1140011130807 a/n didik sasongko. Tp barang nya tak dikirim. Stelah itu lost contact..
    No telp pelaku 085215605472
    Nama akun fb pelaku Nur malah
    No pin bbm pelàku 5bda7123
    Saya sngat berharap pelaku dpt tertangkap pak. Trima kasih.

    ReplyDelete