Monday, November 19, 2012
Kisah Tentang Elang
Saya pernah melihat dokumentasi burung elang di TV.. Bahkan videonya dijual mahal sekali disini. Dahsyat sekali para pengambil gambarnya bisa menfilmkan kisah burung elang itu.
Dalam dokumentasi itu digambarkan bagaimana elang jantan bergulat dalam kerasnya alam mencari makan untuk keluarganya. Induk elang dan telurnya dibuatkan sarang jauh diatas puncak gunung supaya aman dari jangkauan predator pengganggu. Sementara induk elang mengerami telurnya, sang jantan terbang sejauh ratusan kilometer untuk mencari makan bagi keluarganya.
Matanya tajam dari balik awan bisa melihat buruannya yang sangat jauh didaratan. Bahkan dia berani bertarung dengan ular paling berbisa yang sangat ditakuti oleh semua binatang lain. Pada waktunya, ketika hari senja telah tiba,, sang jantan kembali ke sarangnya dengan membawa makanan bagi keluarganya..
Dalam satu tayangan diperlihatkan ketika sang jantan begitu penuh perjuangan membawa hewan hasil buruan dari jarak ratusan kilometer ketempat dimana sang induk berada. Binatang buruan itu bahkan lebih berat dari badannya. Dengan susah payah dia membawa binatang buruan itu menggunakan paruhnya. Ada kalanya dia lelah dan mengharuskan dia berhenti sejenak untuk beristirahat. Setiap jengkal ketinggian membuat dia semakin lelah dan semakin lelah. Namun semangat kesetiaannya pada keluarga tetap membawa dia berjuang kembali kesarang dengan hasil tangkapan yang ada.
Dalam tayangan yang lain diperlihatkan bagaimana sang jantan sakit dan tidak mampu lagi untuk mencari buruan bagi keluarganya. Apa yang terjadi kemudian..?? Induk elang dan anak-anaknya kelaparan. Beberapa hari mereka tidak mendapatkan makanan. Suhu yang sangat dingin membuat si anak-anak elang makin kurus, menggigil dan lemah. Akhirnya induk elang terbang meninggalkan sarang dan berburu membantu sang jantan mencari makan bagi keluarganya.. Sungguh sebuah gambaran kesetiaan dan kerjasama yang luar biasa.
Betapa banyak filosofi bisa kita dapatkan dari kisah elang itu. Saya melihat sebuah keperkasaan, sebuah kekuatan, sebuah keberanian, bergabung menjadi satu dengan kesetiaan. Bayangkan elang-elang itu berani melawan ular berbisa yang sanggup membunuh apapun..
Elang berbeda dengan ayam,. Ayam makan cacing, ayam tinggal dipeternakan, karena memang ayam diciptakan untuk kemaslahantan kita manusia. Namun ayam tidak pernah berani melawan ular..
Kalau diimplementasikan dalam kehidupan kita,,; apakah kita lebih berani melawan ular berbisa atau cacing??? Banyak ular berbisa yang sangat jahat dalam kehidupan umat manusia. Mereka berani berbuat jahat dan melakukan apapun.. Ular berbisa itu mematikan bukan karena gigitannya, tapi karena racunnya yang masuk kedalam darah dan membuat aliran darah kita tersumbat.. Banyak orang jahat yang merusak aliran darah kehidupan ekonomi. Mereka menyebar dimana-mana dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan.. Apakah kita berani menghadapinya? Apakah kita seperti ayam yang hanya berani dengan cacing? Apakah kita mau seperti ayam yang hanya siap dipotong untuk dijadikan makanan saja????
Pada dasarnya kita semua diharapkan untuk bisa seperti elang-elang itu.. Namun,, sebelum saya lanjutkan.. Ada cerita kenapa sebagian dari kita gagal berperilaku seperti elang..
Begini kisahnya;
Suatu hari,, disarang elang yang sangat tinggi diatas pohon, terdapatlah 5 butir telur elang didalam sarang. Namun,, satu telur diterpa dahan sehingga berakibat jatuh menggelinding ketanah.. Telur itu akhirnya ditemukan oleh ayam dan dierami. Ketika akhirnya 5 telur itu menetas, yang 4 ekor tumbuh dan berkembang menjadi elang seperti layaknya apa yang diajari oleh induk dan sang jantan. Mereka mampu melakukan apapun yang dilakukan oleh induk mereka.
Namun berbeda dengan ke4 ekor saudaranya, 1 ekor yang dierami oleh ayam, dia tetap terlahir sebagai elang. Hanya masalahnya, dari kecil hingga dewasa,, dia dilatih hidup, cara makan, cara berperilaku seperti ayam yang telah mengeraminya itu. si elang itu hidup seperti ayam.. Padahal dia elang., namun dia berperilaku seperti ayam...
Menarik sekali jika kita mengupas motivasi melalui alur cerita hewan yg dpt kita jdkan bahan perenungan.. Krn perilaku hewan itu murni tanpa rekayasa..
Siapa pun tahu sejauh mana kehebatan seekor burung elang itu,hg seringkali dijadikan simbol supremasi.
Dari segi fisik atau morfologi tubuhnya ia kuat.. Mengapa ia bisa kuat ? Krn sejak kecil,elang harus menempuh ujian kehidupan yang berat. Dmn ia tlah dilatih tuk belajar terbang dgn kekuatan dan kemampuannya sendiri..
Kekuatan lainnya adalah di usia 40 tahun,ia akan mengalami transformasi tubuhnya selama 150 hari dgn menahan penderitaan dan sakit yg luar biasa.. Dan selama itu elang akan ""berkontemplasi"" merasakan dinginnya udara malam dan panasnya matahari siang.
Sebuah perjuangan hidup yang berat untuk membuka lembaran hidup baru disisa usianya 30 tahun lagi. Pada saat menjelang ajal, di akhir hidupnya elang menderita sakit-sakitan, maka elang akan berusaha terbang sekuat tenaga ke puncak bukit dan bersarang disana sampai kematian menjemputnya.
Dari sini jelas sekali,banyak hikmah yg dapat kita ambil dari perjalanan seekor elang itu bagaimana ia bisa menjadi kuat dalam menghadapi kehidupannya.. Bahwa intinya semua berpulang kediri kita masing-masing untuk sejauh mana kita mampu berjuang, berkorban, dalam menghadapi kehedupan.. Sehingga pada akhirnya kita akan sanggup memberi makna bagi kehidupan ini..
Saya tidak mau menyimpulkan atas kisah diatas.. Ini hanyalah dongeng pengantar tidur saya saja, dan pernah saya ceritakan kepada anak-anak saya.. Tulisan ini juga hanyalah apresiasi saya atas kesediaan senior saya berbagi kisah burung hantu yang juga telah mengajarkan sesuatu pada kehidupan kita..
Dan bahkan dari nyamukpun kita bisa mengambil pelajaran.. Nikmat mana lagi yang engkau ingkari...???
Selamat pagi Indonesia,, selamat malam New York..
Kisah elang ini sangat bagus dalam rangka transformasi sebuah lembaga, institusi,bahkan negara.. Namun yg sangat penting contoh yg bagus dalam rangka transformasi individu.. Perlu daya juang, menahan rasa sakit, kesetiaan, tanggung jawab dll...thanks bro krhisna, salam hangat (arman nefi)
ReplyDeleteSiap Pak Arman,, terima kasih sudah mampir di Blog ini. Saya selalu teringat dengan kisah elang ini sejak kecil hingga sekarang... luar biasa..
DeleteHebat kisah nya bisa buat bahan untuk anak saya...salut pa
ReplyDelete