Thursday, October 11, 2012

Single identity Number dan manfaatnya Bagi negara


Memberi tanggapan terhadap fenomena jaringan terorisme, saya akan menguraikan pentingnya "Single Identity Number" bagi kemajuan kehidupan bangsa Indonesia..

Dari banyaknya kartu Indentas diri yang beredar di Indonesia, baik yang di keluarkan oleh pemerintah ataupun swasta, padahal isinya sama yaitu nama, alamat tanggal lahir dan memiliki nomer unik sendiri-sendiri, membuat saya bingung memulai dari mana tulisan ini.
Indonesia sebagai Negara yang sudah Merdeka puluhan tahun sudah saatnya tidak mengeluarkan beberapa koleksi kartu Identitas diri, yang membuat rakyatnya bingung.
kalau tidak percaya silahkan lihat dompet kita atau keluarga kita, dan hitung ada berapa kartu identitasnya, dompet bukannya berisi penuh uang malah dompet dipenuhi macam-macam koleksi kartu, bahkan kartu credit dan kartu ATM dari berbagai bank banyak di koleksi.
ada beberapa kartu yang saat ini banyak di miliki masayarakat Indonesia seperti:
1- e-KTP
2- INAFIS
3- Kartu PNS Elektronik
4- Kartu Mahasiswa
5- Kartu TKI (KTKLN)
6- ASKES (Ansuransi Kesehatan)
7- SIM (Surat Izin Mengemudi)
8- Kartu Pemilih (Pemilu, Pemilukada)

ini belum termasuk kartu/card yang di keluarkan oleh bank-bank di indonesia.
Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang sudah lama menerapkan kartu Single Identity Number (SIN) yang disebut MyKad, Timur Tengah dikenal dengan IQAMA. Semua negara modern sudah menerapkan SIN, sejenis KTP di Indonesia namun bersifat government multi-purpose smart card yang menyimpan chip berkapasitas puluhan kilobite yang dapat menampung berbagai data
Dengan penduduk yang 250 jutaan, sudah seharusnya negara ini menerapkan single identity number card yang memuat nomor identitas tunggal penduduk Indonesia yang pengelolaannya dipercayakan kepada satu lembaga saja untuk mengurusnya. Dan semua institusi pemerintah dapat mengakses ke lembaga itu secara online.
Bobroknya sistem administrasi kependudukan di Indonesia sebenarnya biang keladi banyaknya orang bisa dengan gampang punya kartu tanda penduduk palsu.
Dengan sistem identitas tunggal (single identity number), penggunaan identitas palsu seperti itu akan lebih sulit dilakukan. Setiap orang yang melakukan kegiatan bisnis, termasuk menginap di hotel, harus memakai identitas asli. Soalnya, kartu penduduk seseorang akan terhubung dengan identitas lain, seperti surat izin mengemudi, kartu kredit, nomor wajib pajak, bahkan nomor rekeningnya di bank.

Ini pula yang menyebabkan polisi kesulitan mengungkap identitas para pelaku kejahatan termasuk para teroris..

Kasus ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan nomor identitas tunggal bagi penduduk Indonesia sudah tak bisa ditawar-tawar lagi.

Tak hanya mempersempit ruang gerak teroris, sistem identitas tunggal juga merupakan solusi bagi kekacauan daftar pemilih tetap dalam pemilu di Indonesia.

Berbagai kejahatan lain pun, dari pemalsuan umur, pemalsuan ijazah, sampai korupsi dan pencucian uang, bisa dicegah. Dengan terintegrasinya data identitas, upaya pejabat yang mengalihkan kepemilikan kekayaan, yang mungkin didapat dari korupsi, akan gampang ditelusuri.

Menimbang semua urgensi itu, tak ada alasan bagi pemerintah untuk menunda-nunda pelaksanaan sistem identitas tunggal. Dasar hukumnya, Undang-Undang Administrasi Kependudukan, sudah disahkan beberapa tahun yang lalu. 

Kita bisa membayangkan betapa besar dana yang bisa dihemat bila sistem identitas tunggal telah berjalan. Proyek-proyek kependudukan yang bersifat reguler tak perlu lagi dilakukan. Di antaranya, sensus penduduk dan perpanjangan kartu tanda penduduk. Pembaruan daftar pemilih tetap, yang selama ini harus dilakukan setiap kali ada pemilu atau pemilihan kepala daerah, juga tidak diperlukan lagi.

Misalnya saja tentang kasus Bom JW MArrit, Polisi mencurigai salah satu teroris itu bernama Nurdin Aziz, tamu Hotel Marriott yang menginap di kamar 1808 sejak dua hari sebelum pengeboman. Tapi polisi tak bisa melacak identitas sebenarnya karena ia memakai KTP palsu yang bisa dibeli hanya dengan duit Rp 50-100 ribu.

Kita pun akan merasakan manfaat yang tak terkira. Dengan sistem ini, segala urusan administrasi  dan identifikasi bisa diselesaikan dengan hanya beberapa kali mengklik komputer.

Bagaimana metode SIN dapat berguna bagi kemajuan bangsa,  adalah dengan melakukan pemetaan informasi-informasi unik dari seseorang dengan SIN yang diberikan. Informasi unik dari seseorang biasanya menggunakan data biometrik yang umum digunakan seperti sidik jari atau retina. Sidik jari saat ini lebih banyak digunakan karena banyak reader yang tersedia di pasaran dengan harga yang relatif murah. Informasi-informasi unik yang akan digunakan dalam solusi ini diantaranya adalah:
 Data sidik jari (fingerprint).
·
 Nama.
·
 Tempat
· & tanggal lahir.
 Golongan Darah.
·
 URL alamat dari data sidik jari orang tersebut.
·

Semua data-data tersebut harus dapat direlasikan 1:1 dengan pemilik SIN dan dapat diakses dengan mudah untuk melakukan verifikasi.

Untuk mendukung kebutuhan ini, maka sebagian data-data tersebut disimpan dalam bentuk barcode 2 dimensi yaitu menggunakan QR Code. Sedangkan khusus data sidik jari akan disimpan dalam bentuk basis data.

Untuk lebih mengamankan informasi yang disimpan di dalam QR Code, maka sebagian informasi (misalnya URL alamat data sidik jari) dapat dienkripsi dengan menggunakan algoritma yang dibuat khusus yang hanya dapat dibaca oleh aplikasi yang dikembangkan khusus pula.

SIN juga lebih memudahkan identifikasi personal yang bergabung dan kelompok-kelompok ekstrem atau yang akhir-akhir ini marak disebut kelompok teroris dan memudahkan pihak berwajib untuk melakukan pelacakan agar tidak terjadi salah tangkap atau hal-hal yang lainnya yang pada akhirnya warga dirugikan.
Jadi,,, salah siapa sekarang...? Ayo kita endorse Mendagri untuk segera merealisasikan SIN dan Polri mengintegrasikan SIN tsb pada pusat database Polri (dalam amanat UU, Polri juga berfungsi sebagai PIK bukan..?)..

No comments:

Post a Comment