Siapa yang mengatakan bahwa ada kejahatan yang
tidak direncanakan? Terjadinya tindak kriminalitas tidak terjadi secara
kebetulan, melainkan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
- intent
phase atau fase munculnya keinginan;
- assesment
phase yaitu fase memperkirakan atau mempertimbangkan;
- planning
phase merupakan fase perencanaan; dan
- action phase
atau fase pelaksanaan tindak kriminal.
- Escape
phase atau fase meloloskan diri dari upaya pengungkapan
Dari kelima fase
tersebut, ada satu yang biasanya lepas dari kendali para pelaku, yaitu bahwa
tidak ada kejahatan yang tidak meninggalkan jejak.
Dalam kacamata konvensional
pencegahan kejahatan bisa dilakukan apabila kita mampu mengidentifikasi sasaran
dan lokasi tindak kriminal. Teori kejahatan konvensional meyakini betul bahwa kejahatan
bisa ditekan bila peluang untuk melakukan kriminalitas itu diperkecil. Untuk
itu peran pencegahan selalu mengandalkan pada upaya bertemunya kesempatan dan
niat untuk melakukan kejahatan.
Dalam
perkembangan dewasa ini, teori konvensional tersebut masih berlaku. Namun
demikian, saya perlu memperkenalkan sebuah pendekatan baru, bahwa kejahatan
bisa ditekan manakala peluang untuk meloloskan diri dalam melakukan tindak
kriminal dipersulit. Bagaimana caranya? Ada dua hal yang harus dipedomani, yaitu
1) dengan
mempersulit atau memperpanjang waktu untuk melaksanakan tindakan kriminalitas.
Kejahatan akan terjadi dimana ada
kesempatan untuk melakukan perbuatan jahat. Oleh karena itu jika kesempatan
untuk melakukan kejahatan dihilangkan, maka tindakan kejahatan akan berkurang. Faktor
yang menciptakan kesempatan untuk melakukan kejahatan dapat ditemukan di
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dengan dasar tersebut, maka rekayasa
sosial terhadap lingkungan dan lokasi yang berpotensi sebagai sasaran kejahatan
dapat diciptakan, karena perubahan ini dapat merubah rencana perbuatan jahat.
2) Dengan
menutup ruang gerak bagi pelaku untuk membersihkan diri dari upaya pengungkapan
oleh petugas.
Sebelum sampai pada penjelasan lebih jauh,
saya ingin menggambarkan beberapa contoh yang bereda antara Amerika dan
Indonesia.
- bahwa
di Amerika; tidak ada kegiatan pemeriksaan mobil dan motor terhadap kendaraan yang
akan memasuki gedung parkir, tapi di Indonesia, hampir disemua hotel dan gedung
tertentu dilakukan pemeriksaan bagasi cabin kendaraan bermotor
- Di
Amerika; tidak ada pemeriksaan tas dan badan terhadap orang-orang yang memasuki
mall dan hotel serta gedung bertingkat, tapi di Indonesia selalu ada
pemeriksaan.
- Di
Amerika: petugas jaga bank cukup satpam dan tidak perlu polisi, tapi di
Indonesia banyak bank yang minta jasa pengamanan polisi
- Di
Amerika tidak ada kekhawatiran kita kehilangan kendaraan; tapi di Indonesia
pencurian kendaraan bermotor bisa terjadi setiap hari
Mengapa ada perbedaan yang signifikan
antara di Amerika dan Indonesia? Apakah Amerika bukan sasaran teroris? Disana terlihat
ada perbedaan sistem yang signifikan antara Amerika dan Indonesia dimana
Amerika sudah mendesain sebuah sistem yang mampu mencegah sekecil mungkin
kemungkinan orang untuk meloloskan diri dari melakukan kejahatan. Bahwa hampir semua
manusia yang berada di Amerika telah terekam datanya pada pusat data Nasional
Amerika. Dan identitas yang terekam ini terkoneksi satu sama lain antara
Kementrian Dalam Negeri, Polisi, Imigrasi, Transportasi (SIM), Keuangan dan
sebagainya. Dengan demikian sangat mudah bagi petugas penegak hukum di Amerika
untuk mencari identitas pelaku yang berbuat kejahatan dengan mencocokan jejak
yang tertinggal di TKP dengan data yang ada di mereka. Selain itu, misalnya di
kota New York sini; telah tersebar ribuan cctv yang bisa memonitor setiap sudut
dari kota dan bisa diputar ulang ketika sebuah kejahatan terjadi. Ini berarti
peluang untuk tertangkap sangat tinggi.
Saat ini, Indonesia belum memiliki sistem standar
yang berkaitan dengan upaya menutup peluang meloloskan diri bagi para pelaku
kejahatan. Oleh karena itu pada kasus Cebongan pada tanggal 23 Maret yang lalu,
tidaklah mengherankan ketika para pelaku berupaya menghilangkan berbagai bukti
sebagai bagian dari upaya mereka untuk tidak terungkap oleh aparat penegak
hukum.
Sejujurnya, dengan kemampuan
profesionalitas Polri saat ini, kasus tersebut bukanlah kasus yang sulit untuk
diungkap. Sejarah profesionalitas Polri dapat dilihat dari berbagai
keberhasilan pengungkapan kasus-kasus sulit yang minim jejak seperti Bom Bali,
Bom Marriot, berbagai kasus pembunuhan dengan mutilasi termasuk kasus pengungkapan
pembunuhan Dirut ASABA beberapa waktu yang lalu.
Permasalahan terberat yang dihadapi oleh
Polri dalam pengungkapan kasus ”Cebongan Berdarah” adalah pada political will pemerintah
Indonesia sebagai sebuah bangsa yang demokratis dan beradab. Disini diperlukan kerjasama
berbagai pihak yang untuk saling mendukung termasuk dalam membuka diri dan
institusinya dengan selebar mungkin dalam rangka pengungkapan kasus tersebut.
Tidak ada kejahatan yang sempurna, dan
tidak ada kejahatan yang tidak meninggalkan jejak. Semakin sebuah kejahatan
ditutupi, maka semakin banyak kebohongan yang dibutuhkan untuk menutupi
kebohongan lain. Semakin banyak kebohongan dilontarkan, maka semakin tidak
masuk akal argumentasi yang dibuat. Ketika kejahatan besar semakin ditutupi
makan akan semakin banyak dibutuhkan konspirasi, dan semakin banyak konspirasi
maka semakin banyak pula jejak bukti yang tertinggal disana.
Apakah kita akan membiarkan peristiwa
Cebongan ini tidak terungkap? Apakah kita akan membiarkan ketakutan menyebar
ditengah masyarakat bahwa ada segerombolan orang bersenjata mampu menegakkan
hukum tanpa pengadilan? Apakah kita akan membiarkan polisi selalu menjadi
kambing hitam atas masalah yang dibuat pihak lain? Apakah kita akan menjadikan pengadilan balas dendam sebagai sebuah cara dalam berkehidupan dinegara ini??
Jawabannya hanya satu disini: Apakah kita
akan membiarkan Indonesia sebagai negara impunitas, negara dimana ada
sekelompok pelaku kejahatan tidak dapat dihukum karena merasa dirinya sebagai
warga negara kelas satu?
Maksudnya TNI (AD) pak? Mohon agar memakai bahasa terang, tidak semua orang awam mempunyai kemampuan analitis :)
ReplyDeletePertanyaan yg tidak memerlukan jawaban...
DeleteYa itu kamu tau..kenapa ditanyakan lagi???
Pertanyaan yg tidak memerlukan jawaban...
DeleteYa itu kamu tau..kenapa ditanyakan lagi???