Bagaimana Persepsi publik terhadap polisi??
Image
masyarakat terhadap polisi ternyata sangat kompleks. Bila
dikatagorikan, persepsi masyarakat terhadap polisi ternyata dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori umum, yaitu:
1) Pandangan secara umum
2) Persespsi terhadap hasil kinerja polisi;
dan
3) Persepsi dari proses kinerja polisi.
(*http://www.theiacp.org/PoliceServices/ProfessionalAssistance/ThePublicImageofthePolice/tabid/198/Default.aspx#ch1)
Ada
banyak cara yang berbeda untuk mengukur setiap aspek. Hasil
temuan dapat bervariasi sesuai dengan yang aspek diukur dan bagaimana
masing-masing elemen tersebut diukur.
Polling
dari sejumlah populasi warga di di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mayoritas
masyarakat memiliki pandangan positif terhadap polisi-nya. Tingkat penilaian
tersebut sangat tergantung pada kapan dan bagaimana cara survey dilakukan. Namun
rata-rate tingkat persepsi positif mereka terhadap polisi-nya kebanyakan
mendapatkan penilaian antara 51 dan 81 persen.
Perbedaan
menyolok terjadi ketika survey dilakukan untuk menilai pelayanan polisi pada
lingkungan mereka sendiri, responden cenderung menghasilkan evaluasi yang lebih
tinggi. Ini
berarti bahwa sangat sedikit warga yang memberikan penilaian negatif terhadap polisi-nya.
Polisi di Amerika berbeda organisasi dan saling terpisah satu sama lain. Namun demikian, dari hasil berbagai survey, tergambarkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap polisi sangatlah tinggi dibandingkan dengan institusi pemerintahan yang lain. Sebagian besar warga merasa puas dengan layanan polisi di lingkungan mereka sendiri, dan tingkat kepuasan ini tampaknya sedikit berbeda dari satu kota ke kota lain.
Pengalaman warga dengan polisi mempengaruhi semua penilaian mereka terhadap polisi. Semakin banyak pengalaman positif dengan polisi, maka semakin tinggi tingkat persepsi warga terhadap polisi. Namun demikian, pengalaman buruk terhadap polisi tidak bisa cepat dirubah menjadi positif dan memerlukan kerja keras polisi untuk melakukannya.
Sebagian
besar publik Amerika ternyata jarang yang berurusan secara langsung dengan polisi
dalam keseharian mereka. Bila kita cermati, hal ini akan menyulitkan polisi
untuk melakukan upaya perbaikan image dengan hanya mengandalkan pada cara
kontak langsung dengan masyarakat.
Ternyata
selama ini di Amerika, sebagian besar warganya mendasarkan pengetahuan tentang
polisi berdasarkan pada berita media massa dan cerita dari mulut kemulut yang
dikembangkan oleh beberapa orang yang mempunyai pengalaman berinteraksi dengan
polisi. Masyarakat memahami kinerja polisi berdasarkan berita yang dibuat oleh
media massa, baik itu dalam bidang penanganan kejahatan maupun dalam
bidang-bidang lain. Berita buruk menyangkut kinerja kepolisian dan ketidak mampuan
mereka dalam menangani kejahatan akan mempengaruhi pandangan umum masyarakat
terhadap polisi. Berita buruk tentang kepolisian akan dapat mendistorsi
persepsi publik terhadap polisi dan bisa berdampak pada ketidak percayaan
masyarakat pada polisinya.
Antara
1990-an dan pertengahan 2000-an, dimana organisasi polisi di Amerika mulai
berupaya meningkatkan upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui
berbagai tindakan mengurangi kejahatan, berdampak pada peningkatan penilaian
positif masyarakat terhadap polisi-nya. Dengan peningkatan kepercayaan
tersebut, maka banyak warga yang kemudian terlibat bersama polisi pada upaya
menciptakan keamanan lingkungan secara sinergis.
Pada dekade terakhir ini, mayoritas publik Amerika menyatakan pandangan positif tentang bagaimana polisi memperlakukan masyarakat. Polisi medapatkan peringkat tertinggi sebagai aparat yang membantu warga dengan ramah dan juga dianggap sangat adil dalam memperlakukan mereka. Persepsi publik terhadap kejujuran polisi dan pemenuhan standar etika telah meningkat secara substansial akhir-akhir ini.
Dewasa ini, mayoritas publik Amerika tidak lagi melihat kebrutalan polisi di daerah mereka. Hal sebaliknya terjadi dimana pada pertengahan 1960-an sampai akhir tahun 1990-an persentase warga yang melihat kebrutalan telah meningkat sekitar tiga kali lipat. Berkaca dari persepsi tersebut, maka publik Amerika kemudian mulai melakukan tuntutan kepada polisi untuk mengurangi kekerasan dalam menangani kejahatan kalau tidak ingin image polisi menjadi buruk dimata mereka.
Dari berbagai contoh hasil riset diatas, saya melihat bahwa legitimasi warga masyarakat sangatlah signifikan dalam kaitan dengan tingkat kepercayaan masyarakat. Disatu sisi, legitimasi masyarakat ternyata sangat bergantung pada persepsi warga tentang bagaimana polisi memperlakukan mereka dari pada persepsi keberhasilan polisi dalam mengurangi kejahatan. Kepercayaan masyarakat dan dukungan mereka pada polisi tampaknya sangat tergantung pada persepsi publik tentang bagaimana polisi memperlakukan mereka.
Ketika
persepsi publik menjadi meningkat terhadap polisi, maka kepercayaan mereka juga
otomatis meningkat dan pada akhirnya akan mempengaruhi kesediaan mereka untuk
mematuhi hukum dan mematuhi polisi.
Sebuah pelajaran lain yang bisa dipetik adalah; bahwa ketika publisitas negatif yang berlebihan terhadap polisi di suatu daerah ternyata bisa berdampak secara nasional dan dapat menurunkan persepsi warga ditempat lain terhadap polisinya (yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan warga kepada polisi). Untuk itu, polisi sudah harus mulai memainkan peran public relation secara serius dalam rangka menata kelola publisitas polisi yang sudah berlebihan dewasa ini.
Polisi
tidak perlu berkecil hati, karena tingkat persepsi publik itu tidak bersifat ”abadi”
dan tentu saja bisa dikelola oleh para pakar kepolisian melalui berbagai
langkah positif yang bisa dikembangkan oleh Polri. Berbagai langkah posisitf,
seperti mengurangi tindakan kekerasan, mengurangi perilaku menyimpang, dan
meningkatkan tindakan pada hal-hal kecil yang bernilai positif. Selain itu,
polisi juga harus mulai dapat mengurangi publisitas berlebihan pada berita
penegakkan hukum, karena apapun tindakan kepolisian pada penegakkan hukum akan
memicu respon negatif dari pihak yang tidak senang yang pada akhirnya bisa berdampak
pada penilaian negatif masyarakat tertentu. Tingkat ketertiban masyarakat
Indonesia yang berbeda dengan Amerika, memerlukan pendekatan yang lebih membumi
dan membutuhkan kejelian para manajer kepolisian dalam mengelola persepsi
publik bagi peningkatan kepercayaan dan legitimasi kepolisian.
Salah satu hal yang bisa dikembangkan adalah bahwa ketika warga masyarakat secara bersama merasakan bahwa polisi itu ada untuk mereka, maka kesediaan mereka untuk bekerja sama mematuhi hukum dan termasuk mendukung penciptaan kondisi kamtibmas yang kondusif akan lebih mudah diwujudkan.
hasil tulisannya menarik. mohon kunjungi juga https://law-justice.co/citra-polisi-semakin-buruk-di-masyarakat.html
ReplyDelete