Pada suatu
pagi yang cerah, di antara rindangnya pepohonan, tampak seekor burung Gagak
sedang bermalas-malasan. Ia beristirahat di dalam sebuah pohon yang berdaun
cukup lebat. Selama beberapa hari, burung gagak berulang kali hinggap di dalam
pohon yang sama. Sebab, ia merasa tertarik mengamati kegiatan segerombolan
lebah yang terlihat sibuk bekerja bersama-sama, membuat sarang yang berjuntai di
dahan sebatang pohon.
Si gagak
tampak memperhatikan seekor lebah yang sebentar terbang hinggap di antara
bunga-bunga hutan yang mekar, menghisap sari madunya, dan terbang kembali ke
dalam memberikan sari madu ke sarangnya. Begitu seterusnya. Burung gagak yang
terus memperhatikan kelakuan lebah menjadi penasaran. Ia pun dengan tidak sabar
menegur seekor lebah yang sedang terbang di dekatnya, “hai lebah kecil, kamu
sibuk terbang dari satu bunga ke tempat sarangmu, memangnya apa yang sedang
kamu kerjakan?”
Lebah pun
menjawab, “aku dan kawan-kawan sedang membuat sarang”
“Untuk apa
kalian repot membuat sarang sebesar itu? Umur lebah kan sangat pendek. Sudahlah
tidak perlu susah-susah bekerja, santai-santai saja dan nikmati kehidupanmu
yang singkat itu,” ujar burung gagak mencoba menasehati si lebah.
Mendengar
nasihat itu, si lebah justru menjawab, “umurku memang tak sepanjang umurmu
burung gagak. Tapi, justru karena pendeknya waktu yang aku punya, aku tidak
boleh menyia-nyiakannya. Aku harus bekerja giat dan rajin agar sarang kami bisa
selesai sesingkat umur kami”.
“Tapi
untuk apa sarangmu harus diselesaikan cepat-cepat? Toh, kamu nanti segera mati,
dan kalau mati, kamu pun tidak bisa menikmati sarang yang telah kamu buat
dengan susah payah.” Tanya gagak yang belum puas dengan jawaban si lebah.
“ha ha ha,
tuan gagak yang gagah dan berumur panjang, kasihan sekali cara berpikirmu.
Justru umur kami yang sangat singkat inilah harus kami hargai dengan
sungguh-sungguh. Kami memang makhluk kecil dan berumur pendek. Tetapi kami
bangga dan bahagia karena bisa berarti bagi makhluk lain, yaitu dengan memberi
semua hasil kerja keras yang telah kami lakukan seumur hidup kami. Itulah arti
keberadaan kami,” ucap lebah kecil sambil terbang berlalu, tak mau
menyia-nyiakan waktunya berbincang dengan gagak.
Mendengar
jawaban dan penjelasan lebah kecil, si burung gagak terdiam tidak mampu
berkata-kata lagi dengan kesombongan yang di banggakannya. Ternyata di balik
penampilan makhluk yang kecil dan berumur pendek, kehidupan lebah itu pun
memiliki arti tersendiri. Mereka bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin
untuk berbuat yang terbaik di masa hidupnya.
Sahabat,
tahukah kita betapa kecilnya titik madu dan tepung sari yang dihasilkan oleh
seekor lebah dengan sebegitu payahnya hinggap dari bunga satu ke bunga yang
lain? namun karena kerjasama yang baik sekelompok lebah itu serta kerja keras
tanpa kenal lelah maka terbangunlah sarang yang berisikan madu dengan jumlah
yang cukup banyak, lalu untuk apa dan siapa titik-titik madu dan sarang yang
dihasilkannya itu? apakah untuk dirinya sendiri? ternyata hanya sedikit untuk
dirinya dan keturunannya, bahkan yang paling banyak menikmati hasil kerja lebah
tersebut adalah makhluk lain yang bukan golongan lebah, makhluk lain itu tidak
lain adalah kita,, manusia!!!
Pembaca
blog yang dimuliakan Allah SWT, terfikirkah oleh kita kapan kira-kira hidup
kita berakhir? besok? lusa? bulan depan? tahun depan? atau kapan? Tahukah kita, bawah bila
anak adam telah meninggalkan dunia, maka seluruh pahala amalannya terputus,
kecuali dari 3 amalan: Sedekah Jariyah, ILMU yg pernah ia ajarkan dan terus
dimanfaatkan oleh orang lain, dan ANAK SHOLEH yg senantiasa mendoakannya??
Al-Hasan
Al-Bashri berkata:
“Wahai
anak Adam, (masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah terhadapnya.
Karena sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi
dengan memujimu. Dan apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan
pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.”
“Wahai
anak Adam, injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apapun dia, pasti
bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu,
semenjak engkau dilahirkan dari perut ibumu.”
“Wahai
anak Adam, engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak
mungkin meninggalkanmu, yakni bahayanya malam dan bahayanya siang. Sampai
engkau mendatangi negeri akhirat, yang bisa jadi engkau datang ke al-jannah
(surga) dan bisa jadi engkau ke an-nar (neraka). Maka siapakah yang lebih besar
bahayanya daripada dirimu sendiri?”
“Wahai
anak Adam, engkau hanyalah (laksana) hari-hari yang setiap kali berlalu satu
hari maka hilanglah pula sebagian dari dirimu.”
(Mawa’izh
Lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 35)
Kalau
sekiranya hari ini adalah akhir hayatku, aku sedang merenungkan dalam diriku,
tentang amal apa yang akan kutinggalkan
untuk generasi muda bangsaku kelak? Amal ibadah apa yang akan aku tinggalkan
untuk generasi muda Polri kelak? atau amal apa yang aku telah perbuat agar
aku sukses di masa ketika aku dibangkitkan kembali kelak? ”Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan ” [16:97]
Ada nasihat bijak yang masuk ke BBM
saya pagi ini;
Pandangilah
sepuas hatimu rumah idamanmu yang indah, asri nan megah. Coba ingat bagaimana ekspresi istri dan anak-anak tercintamu ketika
pertama kali mereka mendengar bahwa kamu membeli rumah baru atau membangun
rumah baru? Ingat pula bagaimana ekspresi mereka ketika pertama kali mereka
masuk ke rumah idaman itu? Ingat pula bagaimana bangganya hatimu karna bisa
membangunkan atau membelikan rumah untuk mereka.
Namun,
Ketahuilah suatu saat nanti mereka akan tega mengantarkanmu ke rumah yang
tidak pernah kamu impikan dan juga mungkin tidak pernah mereka bayangkan,
selanjutnya mereka akan membiarkanmu seorang diri menghuni rumah tersebut. Suatu
hari mereka akan menghantarkanmu ke rumah yang sempit, gelap dan mengerikan,
yaitu kuburanmu. Isak tangis istri dan anak-anak anda terdengar memilukan,
namun apalah artinya isak tangis tersebut? Anda hanya berbekal amal anda
sendiri, memasuki rumah masa depan anda ini. Mungkin bila hati mereka terketuk
dan terbuka mereka akan mengirimi anda doa-doa tulus mereka, namun siapa yg
bisa menjamin bahwa mereka akan melakukannya? Bisa jadi tidak berapa lama lagi
istrimu telah melupakanmu karena di hatinya telah tumbuh bunga yang
disemai oleh lelaki lain? Demikian pula dengan anak-anakmu, barangkali juga
segera melupakanmu karena mereka telah sibuk dengan urusan mereka sendiri”
BBM itu sungguh benar dan kembali
mengingatkan saya tentang arti Keberkahan Umur. Keberkahan itu ada pada rizki,
harta, keluarga, anak, umur, dan ilmu. Adapun berkah umur adalah dengan
dihabiskan untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan dan amal shalih. Sementara itu, ilmu
yang berkah adalah yang bermanfaat untuk orang lain, diajarkan, diamalkan, dan
disampaikan kepada yang lain.
Allah telah menetapkan jatah umur
manusia. Ia memiliki limit yang akan habis dengan ketetapan takdir-Nya.
Sementara jatah umur umat Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam lebih pendek dibandingkan manusia sebelumnya.
Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
أَعْمَارُ أُمَّتِي
مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
"Umur umatku berkisar antara 60 sampai 70, amat sedikit
dari mereka yang lebih dari itu." (HR. Al-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Silsilah
al-Shahihah, no. 757). Namun dengan pendeknya umur mereka, Allah memberikan
barakah pada mereka dan amal-amal shalih mereka sehingga mengungguli umur
umat-umat sebelum mereka, "Itulah
karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya."
(QS. Al-Hadid: 21)
Ya
Allah Ya Rabbi Penguasa Alam, Ditanggal ini, hari dimana 43 tahun lalu aku
dilahirkan dari seorang ibu yang penuh kasih,
Hari
dimana umurku hidup di dunia ini berkurang lagi.
Hari
dimana setiap waktu yang aku lakukan dimuka bumi ini, apakah menjadi bencana
atau barokah..
Ijinkan
aku berdoa dan memohon kepadamu ya Allah…
Ampunkalan aku atas segala dosa yang akau perbuat selama ini..
Ijinkan aku menggunakan sisa umurku ini untuk mempersiapkanlah bekal akhiratku sebanyak mungkin..
Ijinkan aku menggunakan sisa umurku ini untuk mempersiapkanlah bekal akhiratku sebanyak mungkin..
Terimalah
amal ibadah dan sedekah jariyahku selama ini..
Terimalah
amalan ilmuku selama ini..
Kuatkan
aku untuk dapat mendidik istri dan anak-anakku agar mereka tidak melupakan aku..,
sehingga selalu mendoakan aku ketika aku kembali Kau Panggil nanti…
Aamiin
Ya Robbal Alaamiiin..
Ur family have proud of you pak. Aamiin Allahumma Aamiin. Salam hormat saya Hanis Destrini salah satu mahasiswi asal Kota Bengkulu. Semoga suatu hari kita dapat bertemu ��
ReplyDeleteaamiin
ReplyDeleteHappy bday
ReplyDeleteHappy bday
ReplyDeleteWish ur family is always in God's protect
ReplyDeleteAmiinn...