Para Pembaca
mungkin sudah pernah menonton salah satu serial TV yang popular dari Amerika
Serikat berjudul CSI: Crime Scene
Investigation. Mudahnya, serial tersebut menunjukkan kecanggihan teknologi
forensik dalam pengungkapan sebuah kasus pidana, umumya pembunuhan. Pada serial
tersebut diungkapkan kecanggihan para penegak hukum di beberapa kota Amerika
Serikat dalam mengungkapkan kasus pidana melalui petunjuk yang terkesan minim
seperti bercak darah, jejak sepatu, dan lainnya. Kehebatan mereka di serial
tersebut terlihat ketika mereka menggunakan alat yang canggih dan akhirnya
mengungkapkan kasus pidana. Bahasa yang sering mereka gunakan kira-kira ‘to put the suspect in the crime scene’
atau mudahnya membuktikan bahwa si tersangka memang ada di tempat kejadian dan
membuktikan tindakannya.
Mungkin ada
yang bertanya-tanya apakah Polisi di Indonesia mampu melakukan hal yang sama,
jawabannya tentu saja Polisi Indonesia mampu. Dalam kasus ini, Polda Metro Jaya
mampu melakukannya.
Kasus
pembunuhan seorang petugas parkir di Mal Senayan City yang diungkap oleh Polda
Metro Jaya menunjukkan kemampuan kami dalam menggunakan teknologi forensik dalam mengungkap sebuah kasus pidana. Kasus ini berawal dari ditemukannya
jenazah AS yang
merupakan petugas parkir di parkiran basement B1 Mal Senayan City, Senayan, Jakarta
Pusat pada hari Rabu 23 September 2015. Dari jenazah AS diketahui bahwa dirinya
tewas setelah mengalami luka tusukan di punggungnya dan terdapat juga luka
robek di bagian kepala.
Sumber gambar: Kompas.com/Tangguh SR |
Dari penelusuran yang kami lakukan pada akhirnya kami mampu
menemukan tersangka AA sebagai pelaku pembunuhan. Tersangka AA menjelaskan pada
kami dalam prarekonstruksi pembunuhan ini bagaimana ia melaksanakan tindakannya
tersebut. Ia merencanakan aksi ini berdasarkan pengalamannya dahulu sebagai
karyawan di Mal yang sama dengan korban, bahkan pada posisi yang juga sama (petugas parkir). Tersangka
merupakan mantan karyawan pada Mal tersebut dan dipecat karena sering membolos dan kedapatan mencuri uang
parkir. Karena hal ini tersangka mengerti dengan baik kondisi Mal tersebut
ketika akan menjalankan aksinya.
Berdasarkan pengetahuannya tersebut, tersangka memasuki Mal
melalui jalur yang tidak mudah dicurigai dan waktu tertentu dimana pencahayaan
Mal dalam kondisi redup. Dengan dalih menukar uang tersangka AA mendekati
korban dan kemudian mengancam dengan mengalungkan pisau pada leher korban AS.
Pada kondisi ini AS melawan, perlawanan ini mengakibatkan luka di bagian kepala
AS dan punggung korban ditusuk oleh tersangka AA. Dalam keadaan tertusuk korban
sempat mencoba berlari walaupun akhirnya roboh dan tewas.
AA mencoba mengambil uang yang ada di laci gardu parkir dan
kemudian menghampiri korban dan mengambil uang serta telepon genggam milik korban dari kantongnya serta pisau yang masih tertancap di punggung AS.
Runutan peristiwa tersebut kami dapatkan setelah mendapatkan
beberapa petunjuk dari TKP. Salah satu petunjuk kunci yang kami temukan adalah
jejak sepatu yang tertinggal bersama dengan jejak darah korban AS. Jejak sepatu
ini umum digunakan sebagai petunjuk untuk mengarahkan petugas kepolisian di
berbagai negara kepada siapa saja yang berada di lokasi tersebut.
FBI misalnya, mereka menamakan petunjuk ini sebagai footwear impression evidence. Selain
menunjukkan siapa yang pernah ada di lokasi, tentu saja petunjuk ini dapat
menunjukkan siapa pelaku dari pembunuhan ini. Berdasarkan kesamaan alur sepatu,
ukuran sepatu, merek, dan berbagai faktor lainnya kami dapat menempatkan si
pemilik sepatu tersebut pada lokasi kejadian.
Contoh jejak sepatu. Sumber gambar: Michael B Smith, The Forensic Analysis of Footwear Evidence |
Pada kasus
ini, kami berhasil mencocokkan bentuk jejak sepatu AA dengan jejak sepatu di
lokasi pembunuhan, dan keduanya identik. Selain itu, jejak sepatu tersangka AA
tercetak pada darah korban, dengan demikian sisa darah pada sepatu AA dapat
memperkuat bukti bahwa AA berada di lokasi pada saat pembunuhan. Jejak darah di
sepatu AA pun kami periksa, darah tersebut terbukti milik korban AS. Fakta ini
lebih memperkuat fakta bahwa AA memang berada di lokasi saat pembunuhan
terjadi.
Tidak hanya
pada sepatu, kami menemukan juga jejak darah pada helm dan celana pelaku.
Hasilnya sama dengan pemeriksaan ilmiah yang kami dapatkan dari sepatu
tersangka AA. Kedua petunjuk ini menjadi petunjuk penting kami dalam menemukan
pelaku kasus ini.
Setelah tersangka tertangkap. Dapat dilihat pada foto ini helm, sepatu, dan beberapa benda lain sebagai barang bukti yang kami dapatkan dari tersangka |
Metode
forensik footwear impression evidence
juga metode analisis darah yang kami gunakan merupakan aset dalam mengungkapkan kejahatan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kemampuan
ini merupakan bukti bahwa Polri khususnya Polda Metro Jaya merupakan institusi
penegakan hukum yang sangat mampu dalam mengungkapkan kasus-kasus kejahatan di
wilayah hukum kami. Tidak hanya di serial TV dan praktek di luar negeri, kami
pun mampu melakukannya.
Pengungkapan
kasus ini sekaligus juga menjadi pengingat bahwa kami di Polda Metro Jaya
memiliki kemampuan dalam menegakkan
hukum dan keamanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Selain itu juga menjadi
peringatan yang tegas bagi siapapun yang berpikiran untuk melakukan tindak
pidana, bahwa kami mampu untuk menelusuri dan mengungkap tindak pidana dengan
bekal kemampuan dan teknologi yang kami miliki.
Keep Up the Good Work, Sir!
ReplyDeleteKeep Up the Good Work, Sir!
ReplyDeleteExecelent
ReplyDeleteMantap Pak Kombes Krishna!!!.....anda luar biasaaaa......keep writing stories pak!!!! inspiring!!!!
ReplyDeleteTwo Thumbs Up Komandan....!!! KEEP WORKING...!!!!
ReplyDeleteTwo Thumbs Up Komandan....!!! KEEP WORKING...!!!!
ReplyDeleteSaya lg suka main criminal case....tnyata d dunia nyata ada juga yah...hebriing euy...
ReplyDeleteKeren pak,maju terus polisi indonesia...sehat dan sukses untuk pak kombes Krishna & Team...
ReplyDeleteMantab Ndan..
ReplyDeleteMantab Ndan..
ReplyDeleteProfil Kombes Khrisna seperti halnya Irjen Tito sama2 sosok polisi ideal dan figur teladan perwira polisi yg lain
ReplyDeleteProfil Kombes Khrisna seperti halnya Irjen Tito sama2 sosok polisi ideal dan figur teladan perwira polisi yg lain
ReplyDeleteKeren pak. Smga selalu dilindungi Alloh.
ReplyDeleteKeren...
ReplyDeleteJangan lupa berdoa pak, demi menegakan kebaikan diatas kejahatan, bukan menghilangkan kejahatan yang sudah ditakdirkan...
Keren...
ReplyDeleteJangan lupa berdoa pak, demi menegakan kebaikan diatas kejahatan, bukan menghilangkan kejahatan yang sudah ditakdirkan...
Sherlock holmesnya indonesia nih..
ReplyDeletePak kalau bisa ajarin saya dong.saya pingin jadi detektif pak..heheheheh