Para Pembaca
mungkin sudah mendengar beberapa berita di media cetak maupun media elektronik
tentang kasus penipuan melalui media sosial. Salah satu contoh yang terkini
adalah kasus yang melibatkan seorang kepala sekolah dari Ungaran yang tertipu
sampai 800 juta Rupiah. Kasus ini ditangani dan berhasil diungkap oleh
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dimana saat ini saya
bertindak selaku Direktur dari Direktorat tersebut.
Kasus ini
berawal dari laporan korban atas nama SM yang melaporkan bahwa dirinya
mengalami penipuan finansial oleh seseorang yang mengaku Jenderal dari Amerika
Serikat yang berdinas di Suriah.
Berdasarkan
penjelasan yang dilaporkan kepada kami, SM mendapatkan sebuah permintaan
pertemanan melalui akun media sosialnya, Facebook. Permintaan pertemanan
tersebut dari sebuah akun bernama Hwande Paul yang di dalam profilnya
menggunakan foto seorang pria kulit putih. Ia menjelaskan bahwa dirinya
merupakan seorang Jenderal Amerika Serikat yang sedang berdinas dibawah bendera
PBB di Suriah.
Dengan profil
yang terlihat meyakinkan pelapor SM menerima permintaan pertemanan tersebut dan
sering mengobrol dengan pemilik akun Hwande Paul tersebut. Setelah beberapa
lama, pemilik akun tersebut mulai menjelaskan bahwa dirinya ingin mencairkan
sejumlah dana milik PBB dan memerlukan bantuan dari pelapor. Bantuan yang
dibutuhkan berupa dana yang nantinya akan digunakan untuk menghapus segel milik
PBB pada uang yang akan dicairkan. Nantinya, pelapor dijanjikan akan
mendapatkan bagian dari uang tersebut.
Uang dollar dan stempel PBB palsu yang digunakan tersangka |
Karena
curiga, pelapor meminta untuk bertemu langsung. Permintaan tersebut dikabulkan
dan pertemuan diatur di salah satu apartemen di Jakarta. Di hari yang
dijanjikan pelapor tidak bertemu langsung dengan Jenderal Hwande Paul
sebagaimana profil facebook yang ia kenali, melainkan dengan seseorang yang
mengaku tangan kanan sang Jenderal bernama Gabriel dan seorang lagi bernama Mr.
Jackson. Di apartemen tersebut pelapor ditunjukkan sejumlah uang dollar di
dalam sebuah peti. Gabriel mengambil beberapa lembar dollar tersebut dan
menunjukkan langsung pada pelapor, ia juga mempraktekkan bagaimana caranya
menghapus stempel PBB tersebut dengan cairan khusus yang ia katakan membutuhkan
dana untuk mendapatkannya. Ditunjukkan hal seperti itu, SM merasa percaya dan
kemudian mengirimkan uang sampai sebesar 800 Juta Rupiah.
Akan tetapi
setelah uang tersebut di transfer tidak ada kabar lagi dari akun Hwande Paul
maupun orang yang mengaku Gabriel. Pada kondisi inilah pelapor datang ke Polda
Metro Jaya untuk melaporkan kejahatan yang terjadi pada dirinya. Pelapor
mengatakan sampai terjerat hutang kepada rentenir dengan menggadaikan kos-kosan
yang dimilikinya dan suaminya yang merupakan seorang pensiunan TNI.
Berdasarkan
laporan tersebut dan disertai kerjasama dari pelapor, Ditreskrimum Polda Metro
Jaya berhasil melakukan penangkapan terhadap para tersangka yang ternyata berjumlah
tiga orang. Ketiga orang tersebut merupakan warga negara asing (WNA), dua orang
dari Nigeria dan satu orang dari New Zealand.
Kami berhasil
mengungkap bahwa akun Hwande Paul rupanya dikelola oleh Gabriel alias OK.
Seorang lainnya mengaku bernama Mr. Jackson alias DR, keduanya WN Nigeria. WN
New Zealand sendiri tertangkap kemudian berinisial CE. Berdasarkan hasil
pemeriksaan terungkap bahwa uang dollar yang berada di dalam peti hanya
beberapa lembar saja. Selebihnya adalah kertas-kertas biasa yang dipotong
seolah-olah terlihat ada banyak tumpukan uang dollar di dalamnya. Cairan yang
digunakan pun hanya cairan biasa dimana stempel PBB pada uang dollar merupakan
stempel biasa.
Salah satu tersangka dan barang bukti |
sebagaimana kasus di atas, maka
berhati-hatilah.
Kami
mendeteksi bahwa para pelaku ini merupakan bagian dari jejaring yang lebih
luas. Fakta bahwa terdapat tiga orang berbeda warga negara beroperasi di negara
ketiga yang bukan negara mereka menjadi salah satu kecurigaan kami. Selain itu
pelaku berulang kali menjelaskan bahwa dirinya bekerja sendiri dan uangnya
untuk keluarganya. Sebuah hal yang mencurigakan mengingat mereka datang ke
Indonesia tentunya membutuhkan biaya hidup selama mencari korban.
Berdasarkan
kasus ini, kami menduga bahwa bisa saja terdapat korban-korban yang lain di
Indonesia akan tetapi tidak melaporkannya. Oleh karena itu, kami mendorong bagi mereka yang juga menjadi korban
dengan modus yang serupa agar segera melaporkan ke pihak kepolisian yang
terdekat dengan anda. Selain dapat membantu anda mendapatkan keadilan,
pengungkapan kasus ini dapat mencegah jatuhnya korban-korban serupa seperti
pelapor SM pada kasus ini.
Dalam
kaitannya dengan kasus di atas, ada
beberapa
poin terkait modus penipuan ini yang saya rasa penting untuk saya
sampaikan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Saya berharap pelajaran yang saya peroleh berdasarkan kasus di atas dapat
membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas berkembangnya modus penipuan
melalui media sosial ini.
Poin pertama adalah jangan mudah percaya dengan indentitas orang yang mengajak
anda berinteraksi di media sosial. Tidak semua orang di media sosial
menggunakan identitas asli mereka sendiri seperti nama atau foto yang asli. Ada
beberapa kasus di Indonesia dan di negara lain seperti Australia dan Amerika
Serikat dimana seorang oknum penipu menggunakan nama dan foto sungguhan dari
orang lain yang bukan dirinya untuk menipu. Beri perhatian lebih kepada mereka
yang menggunakan identitas sebagai pejabat negara seperti anggota Polri, TNI,
pejabat di kementerian dan lembaga tertentu, atau mengaku dari institusi lain.
Kasus di atas contohnya, pelakunya menggunakan identitas seorang pejabat PBB
dari Amerika Serikat. Pada intinya, jangan cepat menjadi akrab dan percaya
dengan seseorang yang kita tidak pernah kenali di dunia nyata. Siapapun bisa
mengakui dirinya dengan identitas apapun di dunia nyata, bahkan dengan upaya
lebih bisa menipu ketika bertemu langsung sebagaimana kasus di atas, maka
berhati-hatilah.
Poin kedua,
apabila yang mengajak berinteraksi adalah orang yang kita kenal langsung selalu
pastikan akun media sosial tersebut adalah asli melalui verifikasi langsung.
Misalnya dengan menelpon yang bersangkutan secara langsung atau menghubungi
orang terdekatnya seperti keluarga atau kolega. Lebih lagi jika interaksinya
melibatkan transaksi finansial atau data pribadi.
Poin kedua,
apabila yang mengajak berinteraksi adalah orang yang kita kenal langsung selalu
pastikan akun media sosial tersebut adalah asli melalui verifikasi langsung.
Misalnya dengan menelpon yang bersangkutan secara langsung atau menghubungi
orang terdekatnya seperti keluarga atau kolega. Lebih lagi jika interaksinya
melibatkan transaksi finansial atau data pribadi. Selalu ada kemungkinan akun tersebut diretas (hacked) atau dipalsukan.
Poin ketiga,
jangan mudah menyebarkan hal-hal pribadi tentang diri kita. Contoh dari hal-hal
pribadi tersebut misalnya alamat, tempat tanggal lahir, nama orang tua, nomor
telepon, dan sejenisnya. Menyebarkan hal-hal tersebut dengan mudah di media
sosial atau dalam interaksi maya membuka resiko peretasan rekening finansial
kita. Selain itu dapat juga membahayakan diri kita sendiri dan keluarga. Khusus
untuk para pembaca wanita dan adik-adik yang masih dibawah umur, jangan
mengizinkan orang lain mendapatkan foto-foto atau bentuk media lain tentang
anda sekalian yang sifatnya sangat pribadi, terutama yang mengandung unsur
melanggar norma agama dan norma sosial. Selain melanggar norma agama dan norma
sosial, bentuk media tersebut dapat juga digunakan sebagai alat pemaksaan
kehendak. Apabila ini terjadi, pastikan anda melapor untuk ditindaklanjuti.
Poin keempat,
jangan mudah percaya dalam kaitannya dengan transaksi finansial.
Berhati-hatilah dengan tawaran keuangan dari seseorang yang tidak kita ketahui
di dunia nyata. Terlebih lagi ketika lawan bicara kita menghendaki kita
berinvestasi, menjanjikan investasi, maupun meminta bantuan kita dalam hal
finansial. Apabila yang menghubungi kita sudah kita kenal, kembali ke poin dua
dan lakukan cross check sehingga kita
yakin orang tersebut benar membutuhkan bantuan kita.
Empat poin
diatas saya rasa dapat menjadi rujukan minimal untuk mencegah kita terjerat
kejahatan melalui media sosial. Yang menjadi kunci dari poin-poin tersebut
adalah media sosial merupakan sarana interaksi yang memungkinkan penggunanya
menyembunyikan identitas aslinya dan menampilkan identitas yang lain. Kita
harus waspada karena apabila kita terpengaruh dengan identitas palsu yang
beredar di dunia maya maka terbuka peluang yang besar untuk kita terpapar
dengan modus kejahatan ini. Pastikan untuk melaporkan segala bentuk modus
kejahatan yang anda dengar atau alami sendiri sehingga kami selaku aparat
penegak hukum mampu melindungi masyarakat secara maksimal dari modus kejahatan
ini.
Semoga sharing saya kali ini dapat membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap pola-pola kejahatan seperti ini. Jangan ragu-ragu untuk melaporkan kepada kami apabila para pembaca sekalian menghadapi permasalahan yang sama.
Salam
Two thumbs Pak..👍👍Thank you...Sukses berkarya. Salam 7601 Pokdar Kamtibmas Sub Sektor Pejagalan
ReplyDeleteTwo thumbs Pak..👍👍Thank you...Sukses berkarya. Salam 7601 Pokdar Kamtibmas Sub Sektor Pejagalan
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya. Salut ada petugas yang aktif mengedukasi masyarakat melalui blog.
ReplyDeleteWell noted,Pak. Terima kasih untuk sharingnya..Insya Allah bermanfaat.
ReplyDeletePak krishna saya termasuk korban penipuan juga di medsos, saya melapor ke sini berharap pelaku dpt tertangkap, krn kemana lg saya meminta bantuan semua cara sdh saya lakukan spt lapor ke polres sudah, memblokir rek pelaku pun sudah, tp saya ingin pelaku tertangkap pak krn sdh bnyk korban. modus nya untuk melakukan aksi Si pelaku meyakinkan korban mempunyai pabrik cv. Jaya karpet menjual karpet karakter. Dia memalsukan KTP,SIUP,alamat & no telp yg bsa di hubgi. Bukti2 yg saya pegang sdh kuat pak.
ReplyDeleteSaya sdh transfer uang dng nominal 3,750,000 ke bank mandiri dng no rek 1140011130807 a/n didik sasongko. Tp barang nya tak dikirim. Stelah itu lost contact..
No telp pelaku 085215605472
Nama akun fb pelaku Nur malah
No pin bbm pelàku 5bda7123
Saya sngat berharap pelaku dpt tertangkap pak. Trima kasih.
Pak krishna saya termasuk korban penipuan juga di medsos, saya melapor ke sini berharap pelaku dpt tertangkap, krn kemana lg saya meminta bantuan semua cara sdh saya lakukan spt lapor ke polres sudah, memblokir rek pelaku pun sudah, tp saya ingin pelaku tertangkap pak krn sdh bnyk korban. modus nya untuk melakukan aksi Si pelaku meyakinkan korban mempunyai pabrik cv. Jaya karpet menjual karpet karakter. Dia memalsukan KTP,SIUP,alamat & no telp yg bsa di hubgi. Bukti2 yg saya pegang sdh kuat pak.
ReplyDeleteSaya sdh transfer uang dng nominal 3,750,000 ke bank mandiri dng no rek 1140011130807 a/n didik sasongko. Tp barang nya tak dikirim. Stelah itu lost contact..
No telp pelaku 085215605472
Nama akun fb pelaku Nur malah
No pin bbm pelàku 5bda7123
Saya sngat berharap pelaku dpt tertangkap pak. Trima kasih.