Para pembaca mungkin saat ini sudah mengetahui
mengenai pengungkapan pelaku teror bom di Mal Alam Sutera. Kami dari Ditreskrimum
Polda Metro Jaya, tim Densus 88 Polri, dan Cyber Mabes Polri berhasil
mengungkap pelaku dari kasus ini dalam waktu dua jam. Pada kesempatan kali ini
saya ingin membahas sedikit mengenai pengungkapan kasus ini dan sedikit ulasan
mengenai apa yang bapak Kapolda sampaikan ke masyarakat saat press release.
Kami bergerak cepat selepas
terjadinya ledakan tersebut, mengingat adanya kekhawatiran terdapat kemungkinan
adanya bahan peledak lain. Mal tersebut sudah pernah mengalami ancaman bom yang
gagal meledak pada 6 Juli lalu, dengan demikian sudah terdapat dugaan bahwa
kemungkinan pelakunya adalah orang yang sama.
Hal pertama yang kami lakukan
adalah melakukan analisis intensif terhadap jaringan CCTV di Mal tersebut.
Rekaman-rekaman yang berdurasi panjang tersebut berhasil dianalisa dengan cepat
oleh tim yang memang sudah memiliki kemampuan tinggi untuk melakukan analisa
CCTV. Analisa yang terdapat dari rekaman 6 Juli 2015 juga kami proses dan
dengan melakukan cross check antara data yang ada kami berhasil menemukan
terduga pelaku pemboman tersebut.
Pergerakan Pelaku berdasarkan analisa CCTV |
Kami dengan cepat melakukan
penyisiran TKP, terutama arus keluar masuk kendaraan baik roda dua maupun roda
empat. Awalnya kami mencurigai bahwa pelaku menggunakan kendaraan, belakangan
baru kami ketahui bahwa pelaku tidak menggunakan kendaraan. Kami bahkan
menelusuri satu persatu pemilik kendaraan yang kami curigai walaupun ternyata
terbukti tidak memiliki kaitan apapun dengan kejadian ini.
Kami juga melakukan penelusuran
di sekitar TKP berdasarkan pengembangan dari fakta-fakta yang kami temukan.
Dari penelusuran tersebut kami menangkap seseorang yang kami duga sebagai
pelaku, dan benar bahwa orang tersebut merupakan pelaku dari pemboman ini.
Pelaku kemudian mengarahkan kami ke rumahnya untuk mencari kemungkinan bahwa
masih ada bahan peledak aktif yang berpotensi membahayakan warga sekitar atau
ada bahan peledak lain yang telah ia tempatkan di TKP.
Walaupun pelaku menyatakan tidak
ada bahan peledak lain yang ia letakkan di TKP, kami menemukan di rumah pelaku
bahwa masih ada bahan peledak aktif yang siap di ledakkan berikut bahan baku
dan peralatan elektronik untuk memicu ledakan. Bukti-bukti yang ada disertai
pengakuan pelaku memungkinkan kami untuk menetapkan pelaku sebagai tersangka
dalam kasus ini.
Rekaman saat pelaku meletakkan bom |
Sebagaimana telah disampaikan ke
masyarakat, tersangka membuat bom tersebut berdasarkan informasi-informasi yang
ia dapatkan secara bebas melalui internet. Menurut pengakuannya, ia memiliki
kesulitan ekonomi yang kemudian mendorongnya membuat bom dalam rangka memeras
pihak manajemen Mal Alam Sutera.
Pelaku yang meletakkan bom. Video CCTV 6 Juli |
Saya tidak akan membahas lebih
lanjut mengenai jenis bom apa yang ia bentuk dan apa bahan bakunya, akan tetapi
yang ingin saya fokuskan adalah perkataan bapak Kapolda yang menyatakan bahwa
pelaku ini adalah masuk dalam kategori terorisme ‘lone wolf.’
Salah satu asal istilah ‘lone
wolf’ sendiri uniknya berasal dari seorang warga negara Amerika yang dapat
dikatakan sebagai seorang teroris, Alexander James Curtis. Curtis merupakan
seorang ‘white supremacist’, yaitu seorang yang memiliki pandangan bahwa ras
kulit putih memiliki keunggulan dibandingkan ras-ras lainnya. Ia mendukung
paham supremas
i kulit putih dan mendukung segregasi (pemisahan) ras dan
penundukan atas ras-ras lainnya. Untuk mudahnya, ia memiliki paham yang mirip
dengan kebijakan Apartheid di Afrika Selatan dan paham supremasi ras Arya yang
dimiliki oleh Hitler.
FBI menyimpulkan bahwa Curtis
menggunakan istilah ‘lone wolf’ untuk mendorong tindakan-tindakan kriminal
dalam kaitannya dengan ideology yang ia kampanyekan. Ia mendorong mereka yang
mengikuti ideologi yang sama untuk bertindak dalam sel-sel kecil maupun
sendirian untuk melakukan aksi-aksi kejahatan dalam rangka mempromosikan
ideologinya. Hal ini ditujukan untuk menghindari deteksi dari pihak-pihak yang
berwenang di Amerika.
Istilah ‘lone wolf’ secara
terminology berarti serigala yang sendirian, sebuah tindakan yang tidak umum di
kalangan serigala yang hidup secara berkelompok. Serigala yang seperti ini akan
hidup sendirian dan bertindak sendirian tanpa kelompoknya dalam berburu dan
bertahan hidup. Terminologi ini sesuai dengan deskripsi Curtis dan kemudian
dipergunakan pula dalam analisa kasus-kasus terorisme global.
Ramon Spaaij dalam bukunya yang
berjudul Understanding Lone Wolf Terrorism mengumpulkan beberapa pendapat yang
populer, salah satunya berdasarkan Burton dan Stewart yang menyatakan bahwa
seorang teroris ‘lone wolf’ adalah seseorang yang bertindak sendiri tanpa
perintah ataupun koneksi dengan sebuah organisasi. Spaaij lebih lanjut
memaparkan definisi Burton dan Stewart bahwa ‘lone wolf’ berbeda dengan
‘sleeper operative’ atau operator tersembunyi. Seorang operator tersembunyi
merupakan bagian dari sebuah organisasi yang melakukan infiltrasi terhadap
organisasi target yang kemudian tetap diam sampai mendapat perintah untuk
bergerak. Sedangkan ‘lone wolf’ adalah seorang operator yang berdiri sendiri
dan secara alamiah merupakan bagian dari organisasi/masyarakat target dan mampu
mengaktifkan dirinya sendiri kapan saja.
Spaaij memberikan tiga kategori
penting mengenai teroris ‘lone wolf’ yaitu mereka (a) beroperasi secara individu,
(b) bukan merupakan bagian dari organisasi atau jaringan teroris lain, dan (c)
modus operandi mereka dilahirkan dan diatur sendiri oleh mereka secara individu
tanpa ada arahan dari struktur komando atau hierarki apapun. (Spaaij, 2012,
hal. 16)
Secara kasat mata definisi ini
menggambarkan dengan baik mengenai terorisme ‘lone wolf’ tapi secara lebih luar
pertanyaan yang mungkin berkaitan adalah apakah model ini terpengaruh dengan
anggapan umum bahwa tindakan terorisme harus berkaitan dengan ideologi? Jawaban
atas pertanyaan ini tentu membutuhkan kajian yang mendalam, akan tetapi secara
singkat tulisan Peter J Phillips, The lone wolf terrorist: sprees of violence,
dapat memberikan perspektif dimana sebuah tindakan terorisme dinilai dari
tindakannya dan efek yang dihasilkan dibandingkan dengan motivasi ideologi
pelakunya.
Phillips menggunakan definisi yang tidak
berbeda dengan Spaaij, Burton, dan Stewart akan tetapi dengan pendekatan yang
berbeda. Ia menyatakan bahwa kesendirian seorang ‘lone wolf’ menyulitkan
deteksi oleh pihak yang berwenang dan mustahil untuk dilakukan infiltrasi
karena tidak ada organisasi untuk di infiltrasi. Phillips menambahkan bahwa
teroris ‘lone wolf’ biasanya dikategorisasikan berdasarkan ideologi atau
motivasi yang melandasi tindakannya dan berdasarkan hal tersebut terdapat dua
tipe teroris ‘lone wolf.’
Anders Breivik, lone wolf terrorist Norwegia |
Tipe pertama adalah ‘serial’ lone wolf
terrorist’ atau teroris ‘lone wolf’ berantai. Tipe pertama ini melakukan
serangkaian serangan dalam beberapa waktu, terkadang tetap aktif sampai lebih
dari satu decade. Tipe kedua adalah tipe ‘spree lone wolf terrorist’ atau
teroris ‘lone wolf’ spontan dimana tidpe ini melakukan serangannya secara
tiba-tiba. Biasanya tipe ini melakukan penembakan di ruang public dan
terkonsentrasi pada ruang waktu yang relatif pendek, contoh terbaik menurutnya
adalah Anders Behring Breivik yang melakukan serangan di Norwegia.
Phillips menggunakan analisa mean-variance expected utility model.
Berdasarkan analisa ini ia memperhitungkan bagaimana setiap metode serangan
yang digunakan oleh teroris ‘lone wolf’ diasosiasikan dengan hasil yang
diharapkan olehnya dan resiko dimana hasil yang sesungguhnya bisa jadi berbeda
dengan hasil yang diharapkan. Mudahnya, Phillips tentang pilihan-pilihan yang
diambil seorang teroris ‘lone wolf’ diperbandingkan dengan resiko dan hasil
yang diharapkan. Phillips berusaha menggunakan metode ini untuk tipe kedua.
Hasil dari analisa Phillips ini
menunjukkan bahwa teroris ‘lone wolf’ tipe kedua ini sensitif terhadap
perubahan resiko-resiko potensial yang berakibat pada efek yang dikehendaki.
Walaupun memang selau ada tipikal teroris yang tidak terlalu memperdulikan
resiko-resiko yang ada dan bersedia mengambil tindakan apapun resikonya.
Salah satu manfaat yang dapat di ambil dari
analisa Phillips ini adalah bagaimana mengelola keamanan di tempat-tempat
publik. Tata kelola keamanan yang baik di ruang publik akan membantu
menciptakan efek gentar (deterrence) terhadap ancaman-ancaman dari jenis
terorisme ‘lone wolf’ dengan cara meningkatkan resiko atas keberhasilan
tindakan mereka. Metode ini merupakan salah satu dari metode yang bisa
digunakan untuk mencegah berkembangnya tindak kejahatan seperti ini.
Selain itu, upaya yang sudah dilakukan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam pemblokiran situs porno dapat
diarahkan ke pemblokiran situs atau laman yang mengandung informasi berbahaya.
Indonesia harus mampu mendeteksi adanya akses-akses terhadap informasi berbahaya
seperti pembuatan bahan peledak maupun informasi reaksi kimia berbahaya. Hal
ini penting karena berkaitan dengan keamanan masyarakat dan keamanan negara.
Mungkin ada kekhawatiran terkait akses terhadap ruang privat akan tetapi
hal-hal seperti ini perlu dilakukan karena potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan terlalu besar untuk dikesampingkan.
Kami memiliki komitmen yang kuat dalam pengungkapan
kasus-kasus seperti ini siapapun pelakunya. Komitmen ini terkait dengan potensi kerusakan yang besar dan ancaman terhadap bangsa dan negara akibat tindakan seperti ini. Bapak Kapolda dalam pengalamannya di
Poso (silahkan membaca buku Indonesian Top Secret: Membongkar Konflik Poso,
highly recommended) mengerti betul bahwa
sebuah tindakan teror dapat memicu rangkaian tindakan kekerasan dan menjatuhkan
kewibawaan hukum di tengah masyarakat. Pengungkapan kasus ini dengan sedemikian
cepat adalah bukti komitmen kami di Polda Metro Jaya dalam memastikan bahwa
tidak ada tindakan terror yang tidak terhukum. Sebuah pelajaran penting yang
saya pelajari dari pengalaman bapak Kapolda.
Sekali lagi saya berharap kepada masyarakat untuk menjadi
lebih waspada terhadap keamanan di ruang-ruang publik, terutama para pengelola
tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian masyarakat. Semoga tulisan ini
menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat dan menjadi pemicu diskusi yang
sehat terkait pencegahan aksi teror di Indonesia.
Salam
Saran bacaan:
Fred Burton and Scott Stewart, 'The 'Lone Wolf' Disconnect', Stratfor,
2008 (https://www.stratfor.com/weekly/lone_wolf_disconnect)
Peter J Phillips, 'The Lone Wolf Terrorist: Sprees Of
Violence', Peace Economics, Peace Science and Public Policy, 18
(2012) (http://dx.doi.org/10.1515/peps-2012-0010).
R. F. J Spaaij, Understanding Lone Wolf Terrorism (Dordrecht:
Springer, 2012).
Ga banyak perwira polisi yang juga intelektual seperti bapak..terus berkarya dan transformasikan ke jajaran polri pak..
ReplyDeletePenjabaran nya mantab.. Jadi lebih paham " Lone Wolf"
ReplyDeletethx Paak..
Sayangnya pelaku tidak disebut teroris karna bukan seorang muslim....apakah seorang teroris mesti berjenggot...Uu teroris hanya untuk orang islam..
ReplyDeleteIjin berkomentar. Perlu diluruskan apa definisi terorisme. Berdasarkan bbrp literatur disimpulkan adalah tindakan atau ancaman kekerasan thd masy sipil tidak bersenjata yg didasari oleh motif ideology, kebencian, paham atau keyakinan. NAh dlm kasus alam sutra ini pelaku motifnya ekonomi, makanya dia bukan teroris tapi hanya penjahat.
DeleteTks bpk atas informasi tsb, sbg motivasi pers polri dlm pelaks tugas sekaligus menambah ilmu & wawasan shg kedepan lebih profesional...
ReplyDeleteGood job.sy jadi nambah ilmu..lbh tau lagi bnyak hal..tq pak.berikan yg terbaik pd pekerjaanmu..lagi n lagi....maka pekerjaanmu akan memberikan yg terbaik pula utk mu.smg Polri semakin terdepan...tercepat di satgasnya msg2.maju trs pak..bersamamu pasti bisa😊!
ReplyDeleteSaya jadi mengerti setelah membaca artikel ini. Terima kasih pak
ReplyDeleteSalam hormat dan salut buat Komandan. Semoga dalam melaksanakan tugas negara senantias
ReplyDeletea mendapatkan perlindungan Allah SWT
Hoby Main TOGEL/POKER/BOLA? Ayo Gabung di HALOTOTO
ReplyDelete* Bonus New Depo 10 rb
* Bonus TO 0.5%
* Bonus Reff 20%
* Discount Togel
4D : 66 % |X3000
3D : 59 % |X400
2D : 29 % |X70
* HOT PROMO BERLAKU SEMUA PASARAN
PROMO JP NOMOR HP :
4D NO HP : 3000.000
3D NO HP : 500.000
2D NO HP : 100.000
LINK DAFTAR Togel : WWW. REJEKIKITA .COM
LINK DAFTAR POKER : WWW. HLOQQ. INFO
Info Lanjut :
WA:+62 853-1157-2784
BBM:E35CCA80
Jadwal Kapal
ReplyDeleteHarga Tiket Kapal
Jadwal Kapal Lebaran
Jadwal Keberangkatan Kapal
Jadwal Kapal Laut
Jadwal Kapal Ferry
Jadwal Kapal Cepat
Jadwal Kapal Terbaru
Jadwal Keberangkatan Kapal
I think it's very healthy to spend time alone. You need to know how to be alone
ReplyDeletePrediksi Sydney Hari Ini
Prediksi Singapore Hari Ini
Prediksi Hk Hari Ini
Paito Warna
produk dadu yang seperti terdapat di zaman dulu sudah biasa hilang dan diganti permainan yang rumpang lebih modern.
ReplyDeletehobiqq
dewaqq
sumoqq
interqq
VAZBET - AGEN SBO CASINO !
ReplyDeleteKami Mengajak kalian yang suka bermain
* Baccarat - Blackjack
* Roulette - Sicbo
Ayo Menangkan Jutaan Rupiah Dari Website Kami !
- Deposit Awal 50.000 - 199.000 = Bonus 10%
- Deposit 200.000++ = Bonus 20%! (maksimal 1.000.000,-).
- Komisi 0.8% Dihitung dari jumlah TO yang dicapai per-minggu.
- Syarat Withdraw Hanya 3X Dari jumlah Deposit!
- Selanjut Minimal Deposit 25.000,-