Inilah bahayanya
berpersepsi; kalau anggota ketakutan,, matanya pun bisa siwer...
Pada suatu waktu Kapolda sedang melaksanakan pemantauan wilayah di sebuah
Polres dalam jajaran wilayahnya.
Sang Kapolda berkeliling kota naik mobil preman dengan ditemani seorang anggota
yang biasa jadi sopirnya.
Karena si sopir yang kebetulan anggota Polri berasal dari daerah itu ingin
memberikan service terbaiknya dan juga untuk menunjukkan kebolehannya mengenal
wilayah, ia berkata, “Bapak Kapolda, ijin apapun yang Bapak inginkan, akan saya
penuhi, sebutkan saja.
“Well”, kata Kapolda, “Sebenarnya saya sudah lama ingin sekali mengendarai
mobil sendiri. Di Polda saya tidak terlalu banyak keluar kota, dan kalaupun
saya harus keluar, selalu ada kamu dan ajudan yang ngantar2. Saya ingin sekali
menyetir sendiri, tapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukannya.
“Wah,” kata si sopir, “Kalau hanya itu saja masalahnya, tidak jadi soal.” dan
kemudian merekapun bertukar tempat. Kapolda menyetir dan si sopir duduk di
belakangnya.
Tetapi baru saja sampai ke persimpangan pertama di kota tersebut, Kapolda lupa
untuk berhenti di lampu merah, dan jalan terus. Segera polisi lalulintas yang
sigap di Polres tersebut mengikuti mobil itu dan menghentikannya. Mobil menepi,
polisi turun dari motornya, dan menghampiri mobil tersebut.
Tetapi begitu ia mendekat, ia mengenali Pak Kapolda, dan ia segera kembali ke
motornya dan segera mengontak atasannya.
“Pak”, kata Polisi itu, “Saya baru saja menyetop seorang pejabat.”
“Apa?” kata atasannya, “Walikota?”
“Bukan Pak, dia malah lebih tinggi dari Walikota.”
“Hei, kamu tidak menyetop Kapolda kan?”
“Tidak Pak, dia malah lebih tinggi lagi.”
“Well, jadi siapa yang kau stop itu, Kapolri?” tanya si Kapolres bingung.
“Tidak tahu Pak”, jawab Polisi, “tapi siapapun dia, yang saya lihat, sopirnya
saja Kapolda!”
No comments:
Post a Comment