Berada di daerah misi
perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah suatu kehidupan yang sangat
menantang, menegangkan dan juga mengasikkan. Sebagai seorang personil polisi kita harus selalu
siap ditugaskan dimana saja dan kapan saja, meskipun harus meninggalkan
keluarga tercinta. Di dalam maupun ke luar negeri, apabila sprin atau surat
perintah tugas sudah ditanda tangani pimpinan, suka maupun tidak tugas itu
harus dilaksanakan.
Semua daerah misi perdamaian PBB adalah daerah
konflik baik itu sedang atau pasca perang, antar negara atau perang saudara
yang berakibat pada krisis kemanusian, kelaparan dan pengungsian. Orang
berkulit hitam legam kurus kering tinggal tulang, bau, lalat dan bahkan mayat
adalah pemandangan hampir setiap hari disaksikan didaerah misi. Wajah wajah
memelas, anak-anak kotor yang sepertinya tidak pernah tersentuh air semenjak
mereka lahir membuat hati terhenyut. Cerita-cerita mereka tentang kekejaman perang,
kekejaman para pembatai dan pemberontak bahkan pasukan pemerintah yang tidak
punya sedikitpun rasa kemanusian akan mewarnai hari hari di daerah misi. Cerita
menyayat hati tentang hilangnya atau bahkan terbunuhnya orang tua, anak,
saudara, keluarga maupun kerabat akan selalu kita dengar.
Bertemu serta bergaul dengan personil dari berbagai
negara dan benua adalah cerita lain dari tugas di suatu misi perdamaian.
Menghadapi berbagai tempramen manusia yang berbeda yang dibawa orang dari
negara mereka adalah salah satu tantangan lain yang tidak ringan. Tingkah laku
lucu dan konyol menurut kebiasaan kita yang dilakukan oleh orang dari negara
lain akan setiap hari kita temui. Cross culture understanding atau pemahaman
tentang budaya dan kebisaan orang lain harus benar benar dipahami oleh setiap
personil jika tidak, culture shock yang tidak jarang berujung pada konflik
antar sesama akan terjadi. Makanan dan cuaca juga akan menjadi persoalan bagi
kita, jika kita tidak siap akan menghadapi perubahannya.
Proses Persiapan
Tes dilakukan cukup berat dari tingkat mabes Polri
sampai tingkat wawancara melalu telpon langsung dari New York. Jeda dari tes
awal menuju pemanggilanpun memakan waktu yang tidak sedikit. Hampir setahun
waktu yang diperlukan sampai keberangkatan.
Di Jakarta setelah ada TR pemanggilan dilakukan tes
ulang lagi berupa kesehatan dan psikologi untuk meyakinkan bahwa anggota yang
dikirim benar benar sehat secara fisik dan mental.
Mendapatkan suntikan vaksin atau imunisasi
penyakitpun dilakukan seperti Malaria, Meningitis, Yellow fever dan Hapatitis
untuk mencegah agar kami terhindar dari penyakit yang paling berbahaya tersebut
di tempat tugas.
Mendapat pengarahan dari pimpinan Polri dan
pembagian perlengkapan dilakuakan hampir 2 minggu dan pada saat benar benar
lengkap dan siap baru bisa diberangkatkan.
Check
in Process
25 Maret 2008, sesampainya kami di Bandara
International Sudan di Khartoum dijemput oleh rotation officer dan diarahakan
untuk menginap sementara di hotel yang direkomendasi UN selama masa check in.
Hari sudah sore sekitar pukul 5 tetapi matahari
terasa panas menyengat. 45’c suhu sore itu, terlihat jalas dari papan penunjuk
suhu dijalan dari bandara menuju hotel.
Keesokan harinya dilaksanakan tes Bahasa Inggris
untuk mendapatkan sertifikat guna memperoleh UN ID Card. Dilanjutkan dengan
proses administrasi lainnya seperti pendaftaran di Bank of Khartoum, check in
radio telekomunikasi dan mendapatkan security briefing awal tentang situasi di
Sudan Khususnya Darfur.
Induction
Training
Selama hampir seminggu melaksanakan proses check in
di Khartoum kami berangkat bertiga ke UNAMID HQ di Elfashir. Perjalanan
ditempuh dengan pesawat UN selama 1,5 jam.
Melakukan induction Training atau latihan awal
sebelum penempatan merupakan kegiatan utama di Elfasir. Pengetahuan tentang
latar belakang misi, budaya dan adat istiadat di daerah ini, alam di Darfur,
bahaya, peraturan dan larangan dan sebagainya terangkum semua di dalam training
tersebut.
Sat tes bahasa Inggris dan tes mengemudi dilaksanakan
juga disela sela training untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi standar UN. Sehabis
training dilaksanakan wawancara guna menentukan tempat dimana akan ditempatkan
dan sebagai apa di dalam misi ini. Dari hasil wawancara ternyata kami bertiga
ditempatkan di daerah yang sama yaitu Kalma CPC, Sector South Nyala.
Tanggal 15 April 2008 kami mendarat di bandara
Nyala, ibu kota Darfur bagian selatan.
Tugas Pokok
Tugas yang dibebankan pada setiap police adviser adalah
pertama, secara aktif memberikan pelayanan pengaman dan
melakukan patroli,
kedua menjadi penghubung dengan UNMIS (United Mission in
Sudan),
ketiga memonitor jika terjadi pelanggaran terhadap DPA
(Darfur Peace Agreement) dan memastikan bahwa semua perjanjian perdamaian yang
dilakukan bisa dilaksanakan,
keempat mendukung pembangunan kapasitas dan memonitor
pelaksanaan penegakan hukum,
kelima membantu pencapaian program pelucutan senjata, dan
keemam UNAMID juga diberikan otoritas untuk mengambil
langkah-langkah yang dianggap perlu guna melindungi para personil UN, fasilitas
dan perlengkapan serta meyakinkan keamanan dan kebebasan bergerak dari para
personil UN dan juga para pekerja kemanusian lainnya.
Disamping itu juga UNAMID ditugaskan untuk mendukung secara dini dan
efektif pelaksanaan perjanjian perdamaian Darfur serta melindungi para penduduk
sipil.
Tugas pokok ini berdasarkan mandat dari misi UNAMID yang tertuang dalam
resolusi Dewan Keamanan PBB no 1769 tanggal 31 Juli 2007
Penempatan
Nyala adalah kota dimana kami
ditugaskan dalam misi UNAMID ini. Nyala adalah ibu kota negara bagian Darfur
Selatan, dimana daerah Darfur dibagi menjadi tiga negara bagian yaitu, Darfur
Barat yang berpusat di El Geneina, Darfur Selatan yang berpusat di Nyala dan
Darfur Utara yang berpusat di El Fasher.
Jika dilihat dari segi geografis fisik
daerahnya, disetiap negara bagian di Darfur memiliki daerah yang hampir sama
yaitu hamparan padang pasir yang luas dengan bukit batu dibeberapa sisi. Jika
dibandingkan dengan kedua daerah lainnya Nyala adalah daerah yang paling
‘hijau’. Meskipun pada musim kering yang berkepanjangan, dibeberapa titik di
Nyala masih terlihat ada dedaunan yang masih hijau karena ada beberapa titik
sumber air disekitar daerah itu.
Dari segi keamanan, Nyala juga
tergolong daerah yang paling aman jika dibandingkan dengan El-Fashir dan El
Geneina.
Kami ditempatkan di Kalma CPC/Community Policing
Centre. Kalma CPC bertanggung jawab atas sebuah camp pengungsian yang bernama
Kalma IDP/Internally Displaced Person. Kamp ini merupakan kamp pengungsian yang
terbesar di dunia. Saat ini ada sekitar 95.000 pengungsi yang hidup di kamp
tersebut selama hampir 5 tahun. Mereka hidup dari bantuan organisasi kemanusian
internasional dan NGO-NGO yang begerak dibidang kemanuasian.
Truk-truk
besar bertuliskan WFP/World Food Program setiap sebulan sekali datang ke camp
pengungsian untuk membagikan bahan makanan. Bahan makanan tersebut berupa
tepung, minyak goreng, minyak tanah dan makanan pokok mereka yang berupa
sorgun. (sejenis jagung) dan millet.
Pelaksanaan
Tugas
Patroli
dan community policing atau yang disebut confidence building patrol untuk
membangun community confidence masyarakat adalah tugas yang kami laksanakan
setiap hari. Kami jalankan dengan patroli bermobil, jalan kaki,
sambang, mengumpulkan para tetua masyarakat, menerima masukan dan
menyalurkannya ke instansi yang terkait.
Menjadi jembatan penghubung antara para pengungsi
dengan Pemerintah Sudan adalah tugas terberat yang diberikan. Para pengungsi di
Kalma dimana kami ditempatkan tidak mau atau setidaknya belum mau mengakui dan
menghormati hukum pemerintah Sudan. Mereka tidak menyukai pemerintahan yang
sekarang berkuasa. Mereka menganggap pemerintahlah yang menyebabkan mereka
menderita seperti ini. Pemerintahlah yang menyerang dan membakar perkampungan
mereka bersama sama dengan kelompok Janjaweed sehingga mereka kehilangan sanak
keluarga dan harus meninggalkan semua harta yang mereka punya.
Demikian juga sebaliknya pemerintah Sudan
menganggap pengungsi yang ada di kamp pengungsian Kalma adalah para pemberontak
yang melawan pemerintah. Mereka menganggap pemberontak yang berkedok sebagai
pengungsi bersembunyi di kamp ini dan suatu saat akan membahayakan pemerintah.
No comments:
Post a Comment