Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat
PBB (Bahasa Inggris: United Nation atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini
dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi dan perlindungan sosial.
Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San
Fransisko pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington
DC, namun Sidang Umum yang pertama yang
dihadiri wakil dari 50 negara pencetus awal organisasi ini, baru bisa
berlangsung pada tanggal 10 Januari 1946 (di Church House, Loncon). Sampai
sekarang jumlah keseluruhan anggota Peserikatan Bangsa-Bangsa sebanyak 192.
Sebenarnya sebelum terbentuknya PBB, tahun 1919
sudah ada organisasi internasional yang bernama Liga Bangsa Bangsa. Liga
Bangsa-Bangsa (LBB) ini didirikan pada Konferensi Perdamaian Paris dengan
anggota sebanyak 42 negara. Fungsi utama dari lembaga ini adalah pelucutan
senjata, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan pertentangan
antara negara-negara melalui negosiasi dan diplomasi, serta memperbaiki
kesejahteraan hidup global. Lembaga ini dipercaya sebagai cikal bakal
terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Secara garis besar PBB memiliki enam badan utama,
yaitu; Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa atau disebut juga Sidang Umum
PBB, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Sekretariat
yang dipimpin oleh Sekretaris Jendral PBB serta Mahkamah Internasional.
Berbagai misi PBB yang ada di dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa dari
awal berdirinya tahun 1945 telah melakukan misi perdamaian diberbagai negara di
dunia dengan tujuan menciptakan keamanan dan perdamaian dunia. Saat ini masih
ada beberapa misi PBB yang masih berlangsung yang sebagian besar ada di benua
Afrika. Ada sebanyak 17 misi yang sudah pernah dilaksanakan oleh Perserikatan
bangsa bangsa di benua kulit hitam tersebut dan ada 7 misi lain yang sedang
dilaksanakan dengan dua diantaranya terdapat personil Polri yang sedang
bertugas yaitu UNMIS atau United Nations Mission in Sudan dengan 20 personil
Polri yang bertugas sebagai police advisor dan UNAMID atau United Nation
African Union Mission in Darfur dengan 140 personil FPU dan 3 personil sebagai
Police advisor.
Dibenua Amerika PBB pernah dan
sedang melaksanakan misi sebanyak 7 kali, Asia 11 kali, di Eropa 9 kali dan di
Timur Tengah sebanyak 9 kali.
Keterlibatan
Indonesia dalam misi Peramaian PBB
Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945, Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara
Liga Arab. Pada tanggal 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang
pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan
tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.
Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris
Jenderal Liga Arab ketika itu, Abdurahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral
Mesir di India, Mohammad Abdul Mun’im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah
melalui perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak
Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI Yogyakarta dan diterima secara
kenegaraan oleh Presiden Sukarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini
pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.
Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara
Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei
1956 dan Irak pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan
untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir,
Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan
Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I
atau KONGA I.
Kontingen Garuda I atau disebut juga Pasukan Garuda
dikirim pada 8 Januari 1957. Kontingen ini terdiri dari gabungan personel dari
Resimen Infanteri-15 Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari
Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya di Malang, dengan komandan kontingen Letnan
Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo. Konga I ini berkekuatan 559 pasukan
dengan masa tugas selama kurang lebih 9 bulan dan kembali ke tanah air tanggal
29 September 1957.
Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1960 Letnan Kolonel
Solochin GP memimpin pasukan Konga II ke Kongo dengan jumlah pasukan sebanyak
1.074 orang yang bertugas dari September 1960 sampai mei 1961. Kemudian setelah
itu Indonesia terus mengirimkan pasukan dalam misi PBB dan sampai saat ini
sudah sampai pada Kontingen Garuda ke XXIII ke Libanon.
Selain Kontingen Garuda yang berupa pasukan
bersenjata, Indonesia juga aktif mengirimkan personil tidak bersenjata yaitu
terdiri dari anggota TNI yang bertugas sebagai pengamat militer atau Military
Observer dan juga polisi yang bertugas sebagai Civilian Police/Police Adviser.
Dengan pisahnya POLRI dari ABRI tahun 1999
Indonesia tidak pernah lagi mengirimkan personil polisi ke misi misi PBB.
Indonesia terakhir kali mengirimkan personil kepolisian ke misi penjaga
perdamaian PBB adalah pada tahun 1999. Saat itu sebanyak 20 personil polisi
tercatat sebagai anggota Kontingen Garuda XIV tahun 1998-1999 bersama 219
personil militer Indonesia. Kontingen Garuda XIV tersebut bergabung dengan misi
penjaga perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina.
Setelah lama absen dalam misi-misi PBB akhirnya
pada tahun 2007 Indonesia berhasil
menempatkan personil Kepolisian RI untuk bergabung dengan Misi Penjaga
Perdamaian PBB di Sudan atau UNMIS/ United Nation Mission in Sudan. Personil
itu adalah AKBP Ir. Ari Laksamana Wijaya dari Mabes Polri yang bergabung dengan
UNMIS pada 5 Juli 2007 yang diikuti oleh 5 personil Polisi lainnya dan disusul
oleh15 orang lagi. Selain di UMIS Indonesia juga telah mengirimkan 3 Personil
POLRI ke misi UNAMID di Darfur dengan komandan kontingen AKBP Krishna Murti,
Sik, Msi dan satu Satuan Setingkat FPU atau Formed Police Unit yang terdiri
dari 140 personil lengkap dengan peralatan dan persenjataan dengan komadan FPU
Kombes Pol Joni Asadoma, Sik, SH, M.Hum yang bertugas di El-Fashir yaitu wilayah
Darfur utara.
Saat ini Polri masih terlibat dalam beberapa misi
PBB dengan mengirimkan Personilnya di Sudan Selatan, Darfur dan Haiti
ijin komandan, saya ingin ikut misi pbb, caranya bagaimana? saya mantan anggota komandan di bag ops polres pekalongan, ingin berkarir di dunia internasional, karena jurusan saya hukum internasional. mohon petunjuk?
ReplyDelete