Saya pernah sekali ditilang,, dulu,, duluuuu sekali sekitar tahun 1996 di Perancis. Ketika itu saya mengedarai mobil sewaan berkeliling Eropa daratan bersama seorang kawan. Surat tilang diletakkan di depan kaca dan ketika saya buka berisi pelanggaran dan jumlah denda yang harus dibayar.
Saat itu saya tinggal di Croatia, sebuah negara pecahan Yugoslavia dan saya sedang dalam rangka mengikuti misi perdamaian PBB sebagai Police Advisor. Mobil yang saya kendarai adalah mobil yang saya sewa dari Zagreb ibukota Croatia. Sedangkan pelanggaran yang saya lakukan adalah pelanggaran "salah parkir".
"Salah parkir" adalah hal yang sangat sering dilakukan oleh para pengunjung sebuah daerah wisata. Bayangkan saya parkir di jalan besar "CHAMP de Elise" (kalau tidak salah tulisannya) tempat yang paling terkenal di Paris selain menara Eiffel. Bagaimanapun saya tidak akan cerita tentang Paris.
Kembali ke persoalan ditilang tadi, ketika saya melihat surat tilang tadi, apa yang saya lakukan?? saya membayangkan harga yang saya bayar dan dampak yang tejadi apabila saya tidak membayar tilang. Sebagai gambaran, bahwa sistem tilang di negara-negara maju adalah dengan menerapkan surat tilang yang bisa dibayar melalui Bank/ Kantor Post dengan menggungakan cek/ datang langsung ke pengadilan/ ataupun cara lain yang memudahkan. Selain itu kebanyakan cara mereka menilang adalah tidak berhadap-hadapan dengan pengendara. Maksud saya adalah bahwa jarang sekali polisi penilang berhadapan langsung dengan pengendara, namun kebanyakan surat tilang sudah ada di kaca depan mobil ataupun dikirim ke rumah karena semua alamat rumah pemilik mobil pasti terdata.
Nah harga tilang yang besar tertera disurat tilang itu kemudian seperti menjadi bayangan menakutkan karena kalau di koversi ke nilai rupiah saat itu sangat besar. Kira-kira 80 Franc saat itu atau sekitar 800 ribu.betapa mahalnya dan saya kapok karenanya..
Permasalahannya sekarang saya berada di New York, kota ibukota dunia.
New York dengan pusat kotanya Manhattan dijejali oleh jutaan orang dari seluruh dunia yang datang untuk bekerja maupun berwisata. Kota New York adalah kota dengan rangkaian Bangunan yang menyerupai Hutan Beton. Seluruh sarana dan prasarana sangat modern namun tetap menjaga keseimbangan fasilitas umum dan tingkat keunikan bangunan.
Moda transportasi di New York adalah gabungan antara sarana jalan raya dan kereta baik kereta yang diatas daratan maupun di subway. Menarik untuk melihat bahwa kebanyakan orang-orang di New York menggunakan sarana transportasi umum untuk menunjang mobilitas mereka. Hampir jarang orang menggunakan mobil ke kantor kecuali orang-orang yang sangat kaya dan para diplomat yang mendapatkan fasilitas parkir.
Parkir adalah barang mahal di Manhattan. Satu jam parkir kita akan di charge seharga 35 dollar. Bayangkan kalau kita parkir selama 8 Jam maka gaji kita akan habis hanya untuk bayar parkir. Bahkan kepala Kepolisian PBB pun menggunakan Subway dan jalan kaki untuk sarana transportasi.
Kembali ke persoalan parkir dan mobil tadi, hal ini bukan berarti bahwa warga New York tidak memiliki mobil. Hampir setiap keluarga memiliki mobil di New York, namun penggunaannya sangat terbatas. Mobil bukanlah barang mewah disini seperti yang sedang ramai dibicarakan di jakarta. Mobil BMW X5 hanya seharga 30 ribu USD, atau sekitar 280 juta saja. Itupun ada fasilitas kredit dengan model cicilan yang bisa diatur. Oleh karenanya seperti saya katakan tadi, bahwa hampir semua orang memiliki mobil disini.
Problemnya adalah aturan lalulintas dan parkir sangat ketat disini. Banyak jalan yang dipasang tanda dilarang parkir. Dan hebatnya, NYPD (New York Police Department) punya karyawan khusus yang berpatroli untuk mengawasi kendaraan-kendaraan yang parkir sembarangan. Sekali kita salah parkir, tidak sampai 5 menit sudah ada surat tilang dikaca depan kita.
Nah, pengalaman ditilang disini,, sangat ketat dan tidak ada toleransi. Kita hampir tidak pernah berhadapan dengan petugas penilang dan tau-tau sudah ada surat tilang dikaca depan kita.
Apakah anda tahu selama 3 bulan pertama berapa kali saya ditilang?? hahahahaa,,, saya sudah 6x ditilang!!!! dan hampir semuanya menyangkut salah parkir. sekali saya ditilang karena anak-anak saya tidak pakai seatbelt. Dan pelanggaran yang paling hebat adalah ketika suatu malam dan sudah larut saya tidak berhenti sewaktu Traffic Light sudah merah karena kecepatan saya memang tidak memungkinkan untuk berhenti.
Saat itu aman-aman saja tidak ada polisi yang menghentikan saya,,, hehehehe aman khan...????
Wah ternyata tidak,, beberapa hari kemudian saya dikirimin surat tilang ke rumah dengan data lengkap temasuk foto pada saat saya melakukan pelanggaran.
Luar biasa,, ketika saya membayar tilang rasanya seperti habis terkuras uang saya....
Pelajaran yang bisa saya ambil dari sisi pengemudi,, hati-hati karena aturan adalah aturan dan jangan pernah dilanggar.
dari sisi saya sebagai Polisi,,, heheheheeee sebuah dilema,, kalau terlalu tegas,, bakalan berapa banyak pengemudi yang ditilang?? kalau terlalu baik,,, wowww jalan raya kita tak pernah tertib...
Sebuah renungan
Salam dari
This is grreat
ReplyDelete