Judul tulisan diatas, kira-kira artinya begini, "Kalau kamu tidak mengerjakan pekerjaan mu dengan baik, maka orang lain akan datang dan mengambil pekerjaan mu"
Tulisan ini terinspirasi pada dua hal. Pertama, suatu hari saya menyaksikan sebuah Stasiun TV Olahraga di Amerika sini menyiarkan program pertandingan basket. Kebiasaan dari stasiun TV disini dalam penayangan program olahraga adalah dengan mengangkat sisi lain dari para pemainnya. Disana terlihat bagaimana seorang pemain "dibeber" riwayat klub nya dari beberapa tahun terdahulu dia bermain dI klub mana, kemudian pindah ke beberapa klub lain hingga pada klub yang sekarang. Selain riwayat klub, juga bagaiamana detail prestasi digambarkan dengan jelas. Berapa kali membuat goal, berapa kali membuat assist, berapa kali mematahkan serangan lawan, berapa pelanggaran, dll.. Lebih daripada itu, dalam data TV juga terlihat, kemampuan apa yang dimiliki sekaligus dipertontonkan aksi-aksi rupawan yang bersangkutan kala berlaga di lapangan.
Dari penayangan tersebut, saya melihat sesuatu yang menarik, bagaimana seorang pemain yang berkwalitas dapat tetap eksis direkrut sana sini dan mendapatkan penghasilan jutaan dollar setiap tahun. Disisi lain banyak pemain-pemain lain yang siap-siap menerkam untuk menggantikan dia apabila penampilannya mulai menurun. Itulah seleksi alam..
Hal yang kedua adalah ketika dalam sebuah rapat di kantor saya saat ini Markas Besar PBB di New York sini. Kantor Organisasi Internasional terbesar di dunia dengan proses seleksi penerimaan yang begitu ketat dan tekanan pekerjaan yang datang bertubi-tubi setiap hari. Tidak ada kata mengeluh dan menyerah akan beban pekerjaan tersebut dan kami setiap hari dituntut untuk selalu memberikan performa terbaik terhadap beban pekerjaan yang ada. Tantangan pekerjaan begitu dinamis, konflik diberbagai belahan dunia selalu ada setiap masalah membutuhkan perhatian tersendiri untuk dikendalikan penanganannya dari New York. Stake holder kami bukan saja negara-negara dan warganya yang terlibat dalam konflik, namun juga 193 negara anggota PBB yang telah memberikan kontribusi dalam "saweran" agar roda organisasi PBB tetap berjalan. Kinerja kami dituntut untuk selalu maksimal. Dan ketika kita tidak mampu melaksanakan, maka banyak sekali para kandidat pengganti kami menunggu diluar untuk mengambil pekerjaan ini.
Jadi seperti judul diatas, kalau kamu tidak mampu bekerja dengan baik, maka orang lain akan mengambil pekerjaanmu. Hal seperti inilah yang membuat kami-kami terus memacu performa pekerjaan agar tetap optimal. Tidak ada kasak kusuk, tidak ada "asal bapak senang", apalagi belas kasihan, semua diukur dari produktivitas kita. Kehidupan pekerjaan ini adalah kehidupan organisasi yang berorientasi pada budaya pelayanan.
Nah sekarang kalau mau berkaca kepada budaya organisasi kita termasuk budaya kita sebagai manusia yang mengawaki organisasi tersebut.
Selama ini kita tanpa sadar ternyata lebih berorientasi pada fokus internal. Perhatian kita tersedot banyak pada urusan internal. Dampaknya, acapkali kualitas produk kegiatan hanya sebatas kemampuan yang kita miliki dan melupakan perhatian pada tingkat harapan para pelanggan dan para stake holder kita.
Kita sibuk dengan berbagai keributan didalam sementara makin lama para pengguna jasa makin jemu dengan situasi ini. Cobalah tanya pada diri kita sendiri, siapa saja pelanggan kita sebenarnya?
1) Pelanggan eksternal; ini adalah pelanggan yang selalu kita sebut2 sebagai warga masyarakat yang membutuhkan pertolongan kita. Lihatlah komentar2 mereka saat ini terhadap pelayanan kita.
2) Pelanggan internal; pelanggan internal ini adalah termasuk kita2, dan rekan2 yang kita layani. Kalau mau lihat isi hati kita2 sbnrnya sebagian juga tdk puas dengan pelayanan kita2 khan?
3) Pelanggannya Pelanggan; Jadi sebenarnya orang2 yang kita layani juga melayani orang lain,. Nah mereka juga pelanggan2 kita loh..
Padahal kalau mau kita lebih membuka mata lagi, kita ada karena untuk mereka. Artinya kalau para pelanggan kita tidak terlayani dengan baik, maka akan ada orang lain yang akan mengambil pekerjaan kita dan memenuhi kebutuhan mereka.
Masalah ini menjadi menarik karena dewasa ini isu RUU
Kamnas sedang mengemuka ditambah lagi dengan fenomena "KPK vs Polri".
Kondisi ini memang dilematis, namun Insya Allah kalau kita yakin bahwa performa
kita memang benar-benar membaik kalau belum bisa dikatakan baik, maka yakinlah
bahwa tidak akan ada pihak lain yang akan mengambil pekerjaan kita.
Selama ini kita ternyata lupa karena selalu terkooptasi
dalam pemikiran formal. Yang penting sudah kerja, hasilnya??? Jangan ukur
hasilnya dengan alat ukur kita, karena yang mengukur hasil pekerjaan kita
ternyata bukan atasan kita saja, tapi para pelanggan, para stake holder.
Barangkali
kalau kita mau sekali lagi sedikit lebih dalam berfikir, alangkah indahnya
kalau kita mau merubah orientasi pekerjaan kita pada hasil yang lebih maksimal,
bukan hanya sekedar formalitas, yang penting sudah kerja. Manusia
pada dasarnya memang suka mengeluh dan tidak suka suka perubahan, lebih
cenderung pada status quo. Karena setiap perubahan akan berdampak kepada
ketidak nyamanan bagi pihak-pihak tertentu.
Faktanya, perubahan adalah hal yang pasti terjadi dimuka
bumi ini. Barang siapa tidak mau berubah untuk menyesuaikan jaman, maka pasti
dia akan tergerus jaman. Perubahan yang terjadi akhir-akhir ini
antara KPK dengan Polri, janganlah kita anggap sebagai sebuah peperangan besar,
ini adalah "dinamika kecil" dalam interaksi organisasi. Mari kita
percayakan pada Pimpinan yang sudah menyikapi semua ini dengan bijak.
Kalau kita cermati jawaban Bapak Wakapolri dalam wawancara interaksi di TV One
tadi petang waktu Indonesia, terlihat bahwa sebenarnya Polri sudah melakukan
sebuah langkah elegan dan sungguh berniat baik mensupport KPK dengan cara yang
elegan.
Mari kita beranjak segera dari isu tersebut. Karena masih
banyak bidang tugas lain yang bisa menunjukkan eksistensi kita. Penanggulangan
korupsi hanyalah satu pekerjaan saja (saya ulangi: satu pekerjaan saja) dari
ribuan pekerjaan kepolisian. Masalah KPK hanya terjadi di Jakarta, rakyat
di daerah tidak perduli itu. Yang mereka perduli adalah ketika Polsek dan
Polres dimana mereka berada saat ini tidak menangani mereka dengan baik. Yang
mereka perduli adalah ketika Polisi
harus ada ketika dibutuhkan.
Mari kita kuatkan jati diri kita dalam bidang-bidang yang
lain. Lakukan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar dimanapun kita bertugas
(tak bosan-bosan saya menghimbau ini). Lakukan tugas pokok kita dengan sepenuh
hati, ketulusan dan keikhlasan. Asah terus profesionalitas kita dalam bidang
apapun yang kita geluti. Lakukan pekerjaan pelayanan dengan responsif, tulus,
tuntas dan ikhlas.. dan KONSISTEN...
Insya Allah,, saya yakin semua kepercayaan itu akan kita raih dari masyarakat.
Kembali kepada judul tulisan diatas,, If You are not doing job well, Somebody will be coming to take Your Job,, marilah kita menarik sebuah benang merah, bahwa para pelanggan kita, mempunyai harapan yang harus kita penuhi. Siapapun pelanggan kita, namun sejatinya sebagai apapun kita saat ini, yakinilah bahwa kita ada karena mereka..
Dan mereka berhak memilih kepada siapa mereka akan menggunakan jasa yg mereka butuhkan..
Kembali kepada judul tulisan diatas,, If You are not doing job well, Somebody will be coming to take Your Job,, marilah kita menarik sebuah benang merah, bahwa para pelanggan kita, mempunyai harapan yang harus kita penuhi. Siapapun pelanggan kita, namun sejatinya sebagai apapun kita saat ini, yakinilah bahwa kita ada karena mereka..
Dan mereka berhak memilih kepada siapa mereka akan menggunakan jasa yg mereka butuhkan..
Sebuah Renungan dari
No comments:
Post a Comment